Berlomba-lomba Dalam Kebaikan

Loading

Oleh: Ustadz Muhammad Arsyad

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله  من شرور انفسنا وسييءات اعمالنا ,فمن يهده الله فلا مضل له,و من يضلل فلا ها دي له,و اشهد ان لا اله ال الله واشهد ان محمد عبده و رسوله,اللهم صلى على نبينا محمد و على اله وصحبه وسلم

Pertama, marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, atas segala limpahan nikmat yang diberikan kepada kita, sehingga sampai saat ini kita masih senantiasa berada di dalam ketaatan kepada-Nya.

Kedua, sholawat dan salam, semoga selalu terhaturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang telah mengajarkan kepada kita berbagai kebaikan untuk kita ikuti dan mengabarkan kepada kita berbagai keburukan sehingga bisa kita jauhi.

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Taala.

Hidup ini adalah seperti sebuah medan di dalam meraih berbagai manfaat. Berkaitan dengan menggapai hal yang bermanfaat, ada yang bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam meraihnya, ada juga yang biasa-biasa saja. Tidak terlalu perduli, yang penting bisa meraih dan mendapatkan manfaat walaupun sedikit.

Dari kedua jenis orang tersebut, tentu hasil yang diperoleh orang yang pertama akan lebih banyak daripada orang yang kedua. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam hal-hal yang bermanfaat, beliau menyarankan agar seseorang bersungguh-sungguh di dalam meraihnya. Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ ، وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ ، (رواه مسلم)

“Bersungguh-sungguhlah kamu untuk meraih apa-apa yang bermanfaat untukmu, dan mintalah pertolong kepada Allah, dan janganlah merasa lemah.” (HR. Muslim).

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Taala.

Oleh karena itu, marilah kita berlomba-lomba di dalam meraih berbagai kebaikan. Karena ia akan memberikan manfaat untuk kita, baik di dunia maupun di akhirat nanti. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 148).

Di dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

وَسَا رِعُوْۤا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَا لْاَ رْضُ ۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ 

“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan Syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Ali ‘Imran: 133).

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Taala.

Hal itu karena pada hakikatnya kita semua sedang berjalan menuju tempat tinggal kita yang terakhir, yaitu akhirat. Ada yang ditakdirkan perjalanannya pendek, hidupnya di dunia hanya sebentar. Namun, ada juga yang Allah panjangkan umurnya. Yang pada intinya, semua akan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman:

اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَ نْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَا لَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَا مِهَا ۚ فَيُمْسِكُ الَّتِيْ قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَ يُرْسِلُ الْاُ خْرٰۤى اِلٰۤى اَجَلٍ مُّسَمًّى ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰیٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

“Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS. Az-Zumar: 42).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda tentang perjalanan hidup ini:

كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو ، فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا (رواه مسلم)

“Semua orang berangkat pada pagi hari menjual dirinya. Di antara mereka ada yang membebaskannya dari Neraka, ada juga yang menjerumuskannya.” (HR. Muslim).

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Taala.

Maksud menjual diri pada hadist tersebut adalah beramal. Beramal baik berarti menjual diri kepada Allah dengan mengamalkan perintah-perintah-Nya, sedangkan beramal buruk adalah menjual diri kepada selain Allah dengan melanggar larangan-larangan-Nya.

Oleh karenanya, hendaknya setiap orang memperhatikan terhadap dirinya dengan mengerjakan kebaikan-kebaikan. Sebab, seseorang setelah kembali kepada Allah, maka amalan kebaikan yang bisa ia kerjakan saat di dunia ini akan terputus dengan kematiannya. Oleh karenanya, manfaatkanlah waktu yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan bersegera di dalam menyambut kebaikan. Khususnya di bulan ramadhan ini, yang pahala dari sebuah amalan Allah lipatgandakan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

فَاتَّقُوا شَهْرَ رَمَضَانَ فَإِنَّ الْحَسَنَاتِ تُضَاعَفُ فِيهِ مَا لَا تُضَاعَفُ فِيْمَا سِوَاهُ وَكَذَلِكَ السَّيِّئَاتُ. (رواه الطبراني)

“Bertaqwalah kalian pada bulan Ramadhan, sungguh kebaikan di dalamnya dilipatgandakan pahalanya yang hal ini tidak didapatkan pada bulan selainnya, begitu pula keburukan.”  (HR. Tabrani).

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Taala.

Karena itu, marilah kita berlomba-lomba meraih kebaikan di bulan ini. Sehingga termaksud di antara orang-orang yang didekatkan kepada Allah. Sebagaimana di dalam firman Nya:

وَٱلسَّـٰبِقُونَ ٱلسَّـٰبِقُونَ (10) أُو۟لَـٰۤىِٕكَ ٱلۡمُقَرَّبُونَ (11) فِی جَنَّـٰتِ ٱلنَّعِیمِ (12)

“Dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk Syurga, mereka itulah orang yang dekat (kepada Allah), berada dalam Syurga kenikmatan.” (QS. Al-Waqi’ah: 10 – 12).

Semoga Allah memberi kita taufik kepada kebaikan. Amiin ya Rabbal ‘alamiin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *