Berjuang Sampai Akhir Ramadhan

Loading

Oleh: Ustadz Labib Musthofa

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia menuju kebenaran. Shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabiyullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, keluarganya, shahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti jalannya hingga Hari Kiamat.

Ikhwani fiddin rahimani wa rahimakumullah.

Waktu begitu cepat berlalu. Tidak terasa kini kita telah berada di penghujung Ramadhan. Yang artinya, tinggal beberapa hari lagi bulan penuh berkah ini akan pergi meninggalkan kita.

Dahulu para Salaf saat mendekati akhir Ramadhan, mereka semakin semangat dalam beribadah. Namun, pada zaman sekarang ini justru sebaliknya. Mendekati akhir Ramadhan, semakin malas dan lemas dalam beribadah. Hal itu dapat dilihat dari masjid yang kian sepi dan shaf masjid yang kian maju.

Padahal, perjuangan di bulan Ramadhan ini belum berakhir. Dan di penghujung Ramadhan ini merupakan kesempatan untuk menyempurnakan amal bagi yang memaksimalkannya diawal, dan kesempatan untuk memperbaiki amal bagi yang telah menyia-nyiakannya.

Ikhwani fiddin rahimani wa rahimakumullah.

Berikut ini akan kami membahas mengenai kunci agar kita tetap semangat dalam beribadah saat berada di babak akhir bulan Ramadhan:

Kunci yang pertama adalah menjaga keikhlasan hati.

Hati adalah raja. Dialah yang menggerakkan anggota badannya. Apabila hati itu baik, maka anggota badannya akan diarahkan kepada yang baik. Namun, jika hati itu buruk, maka anggota badannya akan digiring kepada yang buruk. Karena itu, barangsiapa yang menginginkan amalannya baik, hendaknya dia memperbaiki hatinya terlebih dahulu. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallambersabda:

ألا وإنَّ في الجَسَدِ مُضْغَةً، إذا صَلَحَتْ، صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وإذا فَسَدَتْ، فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ، ألا وهي القَلْبُ

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika dia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika dia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa dia adalah hati. (HR. Bukhari dan Muslim).

Sementara itu, di antara doa Nabi yang selalu beliau panjatkan adalah:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

“Wahai Dzat Yang Maha membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”

Menjaga hati tidaklah mudah. Karena dia mudah berubah-ubah sesuai dengan lingkungan dan amal apa yang dikerjakan. Sufyan Ats-Tsauri Rahimahullah berkata:

مَا عَالَجْتُ شَيْئًا أَشَدَّ عَلَيَّ مِنْ نِيَتيِ ، لأنَّها تَتَقَلَبُ عَلَيَّ

“Tidaklah aku berusaha untuk mengobati sesuatu yang lebih berat daripada meluruskan niatku, karena niat itu senantiasa berbolak balik.”

Dengan menjaga kebersihan hati dan keikhlasan, seseorang akan bisa istiqomah di atas ketaatan kepada Rabb-nya. Ada sebuah perkataan:

مَا كَانَ لِلّهِ يَبْقَى

“Segala sesuatu yang didasari karena Allah akan langgeng.”

مَا لَا يَكُوْنُ لِلّهِ لَا يَنْفَعُ وَلَا يَدُوْمُ

“Segala sesuatu yang tidak didasari karena Allah tidak akan bermanfaat dan tidak akan kekal.”

Ikhwani fiddin rahimani wa rahimakumullah.

Kunci yang kedua agar kita tetap bersemangat di penghujung Ramadhan adalah berdoa.

Perlu diingat, bahwa yang membuat seseorang mampu melakukan kebaikan dan ketatan itu adalah taufiq dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Betapa banyak orang yang badannya besar dan kekar, bahkan tinggalnya bersampingan dengan masjid, tapi tidak mampu shalat berjamaah di masjid. Namun, justru orang yang lanjut usia, jalan pakai tongkat, buta, bahkan rumahnya jauh dari masjid, tapi shalat berjamaahnya tidak pernah ketinggalan.

Karenanya, di antara hikmah setiap shalat kita membaca:

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan,” adalah kita selalu membutuhkan pertolongan Allah dalam melaksanakan ketaatan kepada-Nya.

Dan kita juga selalu membaca:

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ

“Tunjukilah kami jalan yang lurus.” (Qs. Al-Fatihah: 6).

Kenapa kita selalu minta hidayah dan jalan yang lurus? Bukankah kita sudah mendapatkan hidayah. Di antara hikmahnya adalah, kita meminta ditetapkan (istiqomah) di atas hidayah atau jalan yang lurus tersebut hingga akhir hayat.

Ikhwani fiddin rahimani wa rahimakumullah.

Kunci yang ketiga agar tetap bersemangat di babak akhir Ramadhan adalah mendatangi majelis ilmu.

Aktivitas duniawi dan lingkungan seringkali menggiring kepada kelalaian dari beribadah kepada-Nya. Semakin tenggelam dalam kelalaian, maka keimanan pun akan semakin melemah, dan itulah yang menyebabkan seseorang malas dalam beribadah. Karena itu, butuh ada yang mengingatkannya agar selalu berada di jalur yang di ridhoi-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’alaberfirman:

وَذَكِّرْ فَاِنَّ الذِّكْرٰى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِيْنَ

“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin.” (QS. Adz-Dzariyat: 55).

Adapun tempat yang paling mendukung seseorang untuk mendapatkan pengingat dan motivasi beramal adalah majelis ilmu. Karena di sana seorang dai mengingatkan akan kehidupan yang abadi setelah kematian nanti, yang hendaknya seseorang mempersiapkan bekalnya. Dengan hal itulah, seseorang akan bersemangat dalam beramal karena takut dengan siksa Api Neraka dan berharap dimasukkan ke dalam Syurga-Nya yang penuh dengan kenikmatan.

Selanjutnya, Kunci yang keempat agar kita tetap bersemangat di babak akhir Ramadhan adalah memperbanyak istighfar.

Seseorang tidak pernah luput dari berbuat kesalahan dan dosa. Namun, atas kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, Allah tidak seketika mengadzab para pelakunya. Akan tetapi, Allah Yang Maha pengampun memberi kesempatan kepada hamba-Nya yang berbuat salah dan dosa untuk bertaubat. Dengan hal itu, Allah akan menghapus kesalahan dan mengampuni dosanya.

Allah ‘Azza wa Jallaberfirman:

وَيٰقَوْمِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا وَّيَزِدْكُمْ قُوَّةً اِلٰى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِيْنَ

“Dan (Hud berkata), ‘Wahai kaumku! Mohonlah ampunan kepada Tuhan kamu lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang berdosa’.” (QS. Hud: 52).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِى قَلْبِهِ فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَ قَلْبُهُ فَإِنْ زَادَ زَادَتْ

“Sesungguhnya orang beriman jika dia melakukan dosa, maka akan ditorehkan di dalam hatinya titik hitam. Maka, jika dia bertaubat dan meniggalkan dosa itu dan meminta ampun niscaya hatinya akan bersih (kembali), akan tetapi jika bertambah, maka akan bertambah juga titik-titik hitam itu…”

Maksiat atau dosa dapat menghilangkan keberkahan waktu dan menjadikan pelakunya malas dan lemah dalam beramal. Dan solusinya adalah, hendaknya dia memperbanyak istighfar kepada Allah agar diberi kekuatan untuk beramal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *