Akhir Ramadhan yang Menentukan

Loading

Oleh: Ustadz Bima Setya Dharma

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Dzat yang telah memberikan kita limpahan kenikmatan yang kita tidak akan bisa menghitungnya. Dan salah satu nikmat terbesar yang diberikan kepada kita adalah nikmat beriman kepada-Nya.

Sholawat serta salam, semoga selalu tercurahkan untuk junjungan kita, Nabiyullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sang suri tauladan terbaik yang namanya tercatat indah di dalam sejarah peradaban dunia dan peradaban manusia.

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Taala.

Ramadhan tak akan lama lagi berakhir. Dan setiap kita berhak menilai, apakah kita termasuk orang yang berhasil dalam bulan tarbiyah ini atau tidak?

Jika di awal-awal Ramadhan pembahasannya adalah mengenai keutamaan bulan Ramadhan, maka di akhir-akhir Ramadhan ini hal yang dibahas adalah mengenai pentingnya menutup amalan di bulan Ramadhan. Kita tentu semua berharap, kita akan menjadi golongan yang bisa mengakhiri bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Dengan cara memperhatikan pentingnya penutup sebuah amalan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ

Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya. (HR. Bukhari).

Az-Zarqani dalam Syarh Al-Muwatha menyatakan bahwa amalan akhir manusia itulah yang jadi penentu dan atas amalan itulah akan dibalas. Siapa yang beramal jelek lalu beralih beramal baik, maka dia dinilai sebagai orang yang bertaubat. Sebaliknya, siapa yang berpindah dari iman menjadi kufur, maka dia dianggap sebagai orang yang murtad.

Maka, selagi masih ada waktu, kita harus berusaha agar bagaimana di akhir-akhir bulan Ramadhan kita dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Karena banyak kaum Muslimin yang membuka Ramadhan dengan baik, tetapi menutupnya dengan kurang baik. Sehingga, tidak jarang jika shalat Tarawih hanya ramai di awal Ramadhan saja. Selain itu, tempat-tempat kajian juga sepi ketika Ramadhan memasuki babak akhir. Belum lagi banyak toko dan mall yang membuka diskon besar-besaran yang akhirnya menyeret sebagian kaum Muslimin dari masjid-masjid untuk mendatangi tempat perbelanjaan. Untuk itu, jangan sampai kita capek-capek di awal, lalu merusak amalan kita dengan ketidakistiqomahan kita di akhir Ramadhan.

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Taala.

Kita harus mencontoh para ulama terdahulu. Mereka para ulama Salafush Shalih biasa bersungguh-sungguh dalam menyempurnakan amal dan bersungguh-sungguh ketika mengerjakannya. Dan mereka sangat berharap agar amalan tersebut diterima, dan sangat khawatir apabila amalan itu tertolak.

Dari Fadholah bin ‘Ubaid, beliau berkata, “Seandainya aku mengetahui bahwa Allah menerima dariku satu amalan kebaikanku sekecil biji saja, maka itu lebih aku sukai daripada dunia dan seisinya.”

Tidak ada yang menjamin puasa kita di bulan Ramadhan ini diterima. Shalat Tarawih kita setiap malam, tilawah Al-Qur’an kita, serta sedekah kita di bulan Ramadhan juga belum tentu diterima.

Sebagian Ulama Salaf ada yang berkata, “Para orang terdahulu biasa memohon kepada Allah selama enam bulan agar dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan. Kemudian enam bulan sisanya, mereka memohon kepada Allah agar amalan mereka diterima.”

Maka dari itu, selain kita memperbanyak dan meningkatkan kualitas amal kita di penghujung bulan Ramadhan ini, kita hendaknya juga harus berdoa agar seluruh amalan yang telah kita kerjakan di bulan ini diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

رَبَّنَا تَقبَّلْ مِنَّا ِإنَّكَ َأنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 127).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *