Libatkan Selalu Ridho Allah

Loading

Oleh: Ustadz Thau’an Abdillah

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Alhamdulillahrabbil ‘alamiin, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga kita masih dipertemukan dengan bulan yang penuh berkah ini serta dalam keadaan sehat wal afiat.

Sholawat serta salam, semoga selalu tercurah kepada Nabiyullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Nabi yang telah memperjuangkan Dinul Islam, sehingga kita bisa merasakan betapa indahnya iman yang bersemayam di dalam hati dan betapa anggunnya Islam di dalam kehidupan.

Ikhwani fiddin rahimani wa rahimakumullah.

Kita selalu hidup dengan penuh mimpi, penuh harapan, dan punya tujuan akhir yang hendak dituju. Namun, jalan ke sana kadang tak pernah ada kata mudah. Rintangan pasti ada.

Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa menghimbau kepada para hamba-Nya untuk hidup dengan tujuan yang pasti, karena begitulah semestinya Muslim sejati. Namun ironisnya, banyak dari kita dikala menapaki rintangan itu berputus asa, tak mampu bertahan di dalamnya, hingga kemudian mengambil balik arah. Kenapa demikian, karena terkadang kita belum punya pijakan yang kuat untuk menuju ke tujuan tersebut.

Selanjutnya, pijakan apa yang kita perlukan? Pijakan itu bernama ridho Allah. Bila demikian, sudahkah kita membersamai tujuan hidup kita dengan ridho Allah?

Kita lihat bagaimana generasi para shahabat ketika Islam mulai memasuki relung hatinya. Di waktu pertama kali disyariatkannya jilbab, semua perempuan Muslim dikala itu berbondong-bondong mengenakan hijab dengan kain apapun saat itu, tanpa memikirkan mode. Ketika khamer dilarang, para lelaki Muslim saat itu saling menumpahkan khamer yang mereka miliki, hingga kota Madinah dibanjiri oleh aliran khamer. Dikala puasa Ramadhan Allah memerintahkan nabi dan para shahabatnya untuk berperang, mereka pun menyambutnya dengan penuh semangat tanpa gentar. Ini semua mereka lakukan hanya untuk meraih ridho Allah.

Terlalu kerdil jika amalan kita hanya ditujukan untuk menggapai ridho manusia maupun dunia. Karena disaat kita beramal, dan kita tujukan amal tersebut hanya untuk mendapatkan ridho manusia, yang ada hanya penyesalan yang menanti. Kenapa? Karena manusia mudah berubah-ubah. Bisa jadi hari ini menghargaimu besok mencemoohmu. Sebagaimana perkataan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu, “Aku telah merasakan semua kepahitan, dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ

“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk mencari keridhoan Kami, maka akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang baik.” (QS. Al-Ankabut: 69).

Libatkanlah di setiap amalan kita tujuan untuk menggapai ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan begitu, Allah akan mudahkan segalanya, serta Allah tuntun langsung kita ke jalan-Nya. Jadi, dikala kita merasa mendapati urusan kita macet, doa-doa kita tidak terijabahi, amalan kita tidak berbekas di dalam hati, bisa dipastikan kita belum mampu menjadikan ridho Allah sebagai tujuan tertinggi.

Ketika kita berhasil menjadikan ridho Allah sebagai puncak dari segala amal kita, maka angin cobaan seperti apapun tak kan mampu menggoyahkan kita. Karena jika Allah sudah ridho akan hamba-Nya, maka Allah membersamainya dikala sulit maupun senang, di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

يَوْمَىِٕذٍ لَّا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ اِلَّا مَنْ اَذِنَ لَهُ الرَّحْمٰنُ وَرَضِيَ لَهٗ قَوْلًا

“Pada hari itu tidak berguna syafa’at (pertolongan), kecuali dari orang yang telah diberi ijin oleh (Allah) Yang Maha Pengasih, dan yang Dia ridhoi perkataannya.” (QS. Thoha: 109).

Bahkan di Hari Kiamat kelak, salah satu yang dapat memberikan syafa’at adalah mereka yang Allah ridhoi perkataanya.

Dari sini bisa kita ambil kesimpulan, bahwasanya termasuk keberkahan hidup adalah dikala ridho Allah sudah menjadi tujuan akan setiap amal kita, dan Allah pun membersamai kita dengan ridho-Nya. Waffaqokumullah…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *