Loading

Kita mengerjakan shalat adalah untuk melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rabb semesta alam. Sebagaimana firman-Nya:

“Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS. Al Baqarah: 43).

“Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS. Taha: 14).

Adapun dengan mengingat Allah, hal itu akan menjadikan hati selalu tenteram. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28).

Ternyata shalat dapat menentramkan hati. Sesuatu yang tentunya sangat kita inginkan. Apalagi dengan mengingat, bahwa kehidupan itu kadang tidak menentu, carut marut, serba sulit, dan sejenisnya.

Selain hal tersebut, shalat dapat menjadi sarana untuk memperoleh pertolongan dari Allah. Sebagaimana firman-Nya:

“Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.” (QS. Al-Baqarah: 45).

Namun demikian, shalat memang bukan hal yang ringan. Akan tetapi, tidak bagi mereka yang khusyu’. Allah Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya (shalat) itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 45).

Sementara itu berkaitan dengan shalat pula, apabila kita tidak dapat mengerjakan shalat dengan berdiri, kita dapat mengerjakannya dengan duduk. Apabila kita tidak mampu mengerjakan shalat dengan duduk, kita dapat mengerjakannya dengan berbaring. Bahkan jika kita tidak mampu mengerjakan shalat dengan berbaring, kita boleh mengerjakannya dengan isyarat. Dalam hal ini ada keringanan disebabkan karena ada suatu uzur tertentu. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Shalatlah dengan berdiri, jika tidak mampu maka dengan duduk, jika tidak mampu maka dengan berbaring, dan jika tidak mampu juga maka dengan isyarat.” (HR. Bukhari).

Shalat merupakan ibadah yang ada ketentuan waktunya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa’: 103).

Sementara itu, berkaitan dengan pahala shalat, di antara gambarannya adalah sebagai berikut:

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Dua rakaat Fajar (shalat sunnah qobliyah Shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim).

“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat Isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” (HR. Bukhari).

“Shalat lima waktu, Jumat ke Jumat, dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa-dosa yang di antara semua itu, jika dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Muslim).

Demikianlah berkaitan dengan shalat yang keberadaannya membawa kebaikan pada kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat. Keberadaannya sangat bermanfaat. Sehingga tidak seharusnya kita merasa tidak nyaman dengan keberadaan ibadah shalat serta menganggapnya merupakan perbuatan yang tidak efisien.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *