Kalau Mengerjakan Kebaikan Dapat Uang

Loading

Kalau di suatu tempat setiap yang sudah mengerjakan shalat wajib maupun sunnah akan mendapatkan uang, hal itu dapat membuat orang-orang yang berada di tempat tersebut akan rajin mengerjakan shalat. Pun apabila yang mengerjakan puasa Ramadhan maupun puasa sunnah, yang mau membantu orang tua, maupun yang mengerjakan hal baik lainnya akan mendapatkan uang, hal itu akan dapat membuat orang-orang berbondong-bondong mengerjakannya. Orang-orang dapat sangat antusias demi imbalan yang berupa uang.

Namun tidak demikian itu. Tentunya juga mengeluarkan uang setiap saat itu berat. Namun, orang yang beriman yang mengerjakan shalat, puasa, berbakti kepada orang tua, maupun mengerjakan kebaikan lainnya bukanlah untuk mendapatkan uang. Namun, karena memang hal tersebutlah yang seharusnya dikerjakan. Adapun imbalannya adalah, dia akan mendapatkan pahala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَوْ اَنَّهُمْ اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَمَثُوْبَةٌ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ خَيْرٌ ۗ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ ࣖ – ١٠٣

“Dan jika mereka beriman dan bertaqwa, pahala dari Allah pasti lebih baik, sekiranya mereka tahu.” (QS. Al-Baqarah: 103).

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ – ٩٧

“Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97).

فَاٰتٰىهُمُ اللّٰهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْاٰخِرَةِ ۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ ࣖ – ١٤٨

“Maka Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Ali Imran: 148).

Gambaran Nikmat Akhirat

Kenikmatan di akhirat merupakan kenikmatan yang tiadatara. Kenikmatan yang ada di dunia tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan kenikmatan yang ada di akhirat. Selain itu, kenikmatan di akhirat merupakan kenikmatan yang kekal sementara kenikmatan di dunia tidak kekal. Kenikmatan dunia itu akan lenyap, disebabkan karena kematian, bencana alam, kiamat, maupun sebab-sebab lainnya.

Hadits berikut ini dapat menjadi gambaran mengenai pahala serta gambaran mengenai kenikmatan di akhirat dan tak seberapanya kenikmatan dunia bila dibandingkan dengan kenikmatan di akhirat. Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat Isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” (HR. Bukhari).

“Dua rakaat Fajar (shalat sunnah qobliyah Shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim).

“Didatangkan penduduk Neraka yang paling banyak nikmatnya di dunia pada hari kiamat. Lalu ia dicelupkan ke Neraka dengan sekali celupan. Kemudian dikatakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan kebaikan sedikit saja? Apakah engkau pernah merasakan kenikmatan sedikit saja?’ Ia mengatakan, ‘Tidak, demi Allah, wahai Rabb-ku.’ Didatangkan pula penduduk Syurga yang paling sengsara di dunia. Kemudian ia dicelupkan ke dalam Syurga dengan sekali celupan. Kemudian dikatakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan keburukan sekali saja? Apakah engkau pernah merasakan kesulitan sekali saja?’ Ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah, wahai Rabb-ku! Aku tidak pernah merasakan keburukan sama sekali dan aku tidak pernah melihatnya tidak pula mengalaminya.” (HR. Muslim).

Pahala di akhirat itu berupa Syurga. Berkaitan dengan Syurga, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

 وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ – ١٣٣

“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan Syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Ali Imran: 133).

جَنّٰتُ عَدْنٍ يَّدْخُلُوْنَهَا يُحَلَّوْنَ فِيْهَا مِنْ اَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَّلُؤْلُؤًا ۚوَلِبَاسُهُمْ فِيْهَا حَرِيْرٌ – ٣٣

“(Mereka akan mendapat) Syurga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.” (QS. Fatir: 33).

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًاۗ لَهُمْ فِيْهَآ اَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ ۙ وَّنُدْخِلُهُمْ ظِلًّا ظَلِيْلًا – ٥٧

“Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak akan Kami masukkan ke dalam Syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Di sana mereka mempunyai pasangan-pasangan yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.” (QS. An-Nisa’: 57).

Demikianlah sekilas mengenai gambaran kenikmatan di akhirat. Kita harus mengimaninya bahwa kehidupan di akhirat itu benar adanya. Sehingga, hendaknya kita mentaati Allah dan Rasul-Nya serta mengerjakan kebaikan agar mendapatkan pahala.

Hendaknya pula, kita tidak mengerjakan dosa, tidak mengerjakan perbuatan yang dapat menghapus pahala serta senantiasa memohon ampunan. Agar kelak di akhirat, kita menikmati apa yang sudah kita kerjakan dan tidak harus mampir ke Neraka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *