Loading

Oleh: Ustadz Bima Setya Dharma

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Dzat yang telah memberikan kita limpahan kenikmatan yang kita tidak akan bisa menghitungnya. Dan salah satu nikmat terbesar yang diberikan kepada kita adalah nikmat beriman kepada-Nya.

Sholawat serta salam, semoga selalu tercurahkan untuk junjungan kita, Nabiyullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sang suri tauladan terbaik yang namanya tercatat indah di dalam sejarah peradaban dunia dan peradaban manusia.

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Taala.

Manusia kadang ada yang berbuat salah dan berjalan di jalan yang tidak dibenarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun demikian, meskipun seorang pendosa, karena sesungguhnya tidak ada orang yang mampu terlepas dari dosa kecuali Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, janganlah kita berputus asa. Allah mempunyai sifat At-Tawwab, yakni Yang Maha Menerima Taubat. Allah mencintai orang-orang yang mau bertaubat. Dan Allah sangat senang jika ada hamba-Nya yang datang kepada-Nya untuk bertaubat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

۞ قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

“Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dia-lah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang’.” (QS. Az-Zumar: 53).

Sehingga, salah satu nikmat terbesar yang Allah berikan kepada kita adalah, Allah masih memberi kesempatan kita hidup agar kita dapat bertaubat.

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ibnu Manzur Rahimahullah berkata, “Bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya taubat artinya, kembali dan meninggalkan kebiasaan perbuatan maksiat menuju ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memerintahkan di dalam Al-Qur’an:

وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

“Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31).

Taubat itu diibaratkan dengan obat yang kita minum ketika sakit. Ketika maksiatnya kecil, maka cara taubatnya pun mudah. Namun ketika maksiatnya besar, maka taubatnya pun juga akan terasa berat. Karenanya, orang yang ingin bertaubat dari dosa-dosa besar penuh usaha yang lebih dibandingan dengan orang yang ingin bertaubat dari dosa kecil. Dan tidak jarang ketika orang sedang dalam proses bertaubat, ada bisikan setan yang mengajak dirinya untuk kembali bermaksiat. Mengenai setan, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اِنَّ الشَّيْطٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ عَدُوًّاۗ اِنَّمَا يَدْعُوْا حِزْبَهٗ لِيَكُوْنُوْا مِنْ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِۗ

“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah dia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni Neraka yang menyala-nyala.” (QS. Faathir: 6).

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Taala.

Taubat bisa membuat hati yang keras menjadi lembut dengan tetesan air mata. Adapun tetesan air mata karena takut kepada Allah, adalah air yang tidak akan disentuh Api Neraka. Maka, kita lihat ada banyak mantan pengedar narkoba, pembunuh dan pezina yang setelah bertaubat selalu meneteskan air mata di majelis ilmu dan selalu meneteskan air mata ketika shalat walau baru di rakaat pertama. Berapa banyak orang yang bertaubat, tapi shalatnya lebih lama dari orang yang lulusan pondok pesantren. Berapa banyak orang yang bertaubat, setelah taubatnya tilawah Al-Qur’an-nya lebih lama dari orang-orang yang sudah hafal Al-Qur’an.

Sementara itu kalau kita ingin bertaubat, hendaklah kita mengambil air wudhu dan shalat 2 rakaat shalat Taubat. Sambil ada niatan untuk meninggalkan maksiat walaupun berat, serta susul dengan banyak sedekah. Para shahabat biasanya memperbanyak sedekah setelah bertaubat. Karena sesungguhnya sedekah menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.

Hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanhu wa Ta’ala.

Mulai sekarang, mari kita bertaubat dengan taubatan nasuha. Dengan menyesali dosa-dosa yang telah kita perbuat, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Semoga Allah merahmati kita, meneguhkan keimanan kita, dan melindungi kita dari perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan-Nya. Agar kita benar-benar menjadi orang-orang yang bertaubat dan dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Aamiin ya Rabbal ‘alamiin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *