Masjid dan yang Disayangkan

Loading

Masjid merupakan tempat beribadah untuk umat Islam. Keberadaannya juga dapat berfungsi untuk memperkokoh ukhuwah islamiyah, kegiatan belajar mengajar, tempat bermusyawarah, tempat layanan medis, dan lain sebagainya. Sehingga, masjid merupakan tempat yang istimewa serta merupakan tempat yang sangat bermanfaat.

Keberadaan masjid akan mendatangkan pahala yang berlimpah. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

“Setiap langkah menuju tempat shalat (masjid) akan dicatat sebagai kebaikan dan akan menghapus kejelekan.” (HR. Imam Ahmad).

“Shalat seseorang dalam jamaah memiliki nilai lebih 20 sekian derajat daripada shalat seseorang di rumahnya, juga melebihi shalatnya di pasar. Oleh karena itu, jika salah seorang di antara mereka berwudhu, lalu menyempurnakan wudhunya, kemudian mendatangi masjid, tidaklah mendorong melakukan hal ini selain untuk melaksanakan shalat; maka salah satu langkahnya akan meninggikan derajatnya, sedangkan langkah lainnya akan menghapuskan kesalahannya. Ganjaran ini semua diperoleh sampai dia memasuki masjid. Jika dia memasuki masjid, dia berarti dalam keadaan shalat selama dia menunggu shalat.  Malaikat pun akan mendoakan salah seorang di antara mereka selama dia berada di tempat dia shalat. Malaikat tersebut nantinya akan mengatakan: Ya Allah, rahmatilah dia. Ya Allah, ampunilah dia. Ya Allah, terimalah taubatnya. Hal ini akan berlangsung selama dia tidak menyakiti orang lain (dengan perkataan atau perbuatannya) dan selama dia dalam keadaan tidak berhadats.” (Mutafaqqun ’alaih).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:

“Barangsiapa yang membangun masjid, maka Allah akan membangun baginya semisal itu di Syurga.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Selain itu, orang yang hatinya terpaut dengan masjid merupakan orang yang akan memperoleh naungan Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari Kiamat nanti. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa salah satu golongan yang akan mendapat naungan Allah di hari Kiamat kelak adalah seorang hamba yang hatinya selalu terpaut dengan masjid.

Namun sayangnya, tidak semua orang mau berwudhu kemudian menuju ke masjid untuk mengerjakan shalat berjamaah. Kita perhatikan di masyarakat, orang yang ke masjid jumlahnya tak seberapa bila dibandingkan yang tidak ke masjid.

Orang pada tidak ke masjid karena sibuk dengan urusannya masing-masing. Sibuk bekerja, sibuk ngobrol, masih bermain, masih belajar, masih nongkrong, dan sebagainya. Kalau diajak ke masjid ada saja alasannya. Mbulet wae. Nanti saja, nanti saja, namun kemudian tidak ke masjid.

Masjid pun sunyi jamaahnya. Apalagi pada saat shalat Shubuhnya. Padahal shalat Shubuh punya keutamaan yang kalau seandainya manusia mengetahuinya, ia akan mendatanginya meskipun sambil merangkak. Hal ini sesuai dengan yang disabdakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat Isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” (HR. Bukhari).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:

“Barangsiapa yang shalat Isya` berjamaah, maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat Shubuh berjamaah, maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” (HR. Muslim).

Masjid oh masjid. Keberadaannya dapat mendatangkan pahala yang berlimpah, namun hanya beberapa orang saja yang mendatanginya. Ramainya masjid hanya saat Jumatan dan bulan Ramadhan. Pada bulan Ramadhan pun ramainya hanya pada saat Shalat Isya’ dan Shalat Tarawih serta Shalat Shubuh, sedangkan pada Shalat Zhuhur, Ashar dan Maghrib, pertambahan jamaahnya tidak terlalu signifikan. Kemudian kalau bulan Ramadhan selesai, selesai pula ke masjidnya. Sungguh merupakan hal yang disayangkan.

Demikianlah beberapa hal berkaitan dengan masjid. Untuk mengingatkan dan mengajak ke suatu tempat yang disebut dengan masjid, yang di tempat tersebut kita mengerjakan shalat berjamaah. Agar masjid kita ramai dan agar kita memperoleh limpahan kebaikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *