Home / Khutbah / Khutbah Idul Fitri / Agar Tetap Istiqomah

Agar Tetap Istiqomah

Loading

Oleh: Ustadz Umaier Khaz, Lc., M.H.

(Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat FKAM)

Khutbah Pertama

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) وَ لِلّٰهِ اْلحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا. لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ

إِنَّ الْحَمْد للهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ، وَمْنْ يَضْلُلُ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدُهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْد

Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimani wa Rahimakumullah.

Alhamdulillahirabbil ‘alamiin, puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat yang tak terhingga kepada kita, baik itu berupa nikmat keislaman, nikmat kesehatan, nikmat kesempatan, maupun nikmat-nikmat lainnya yang seumpama kita menghitung-hitungnya niscaya kita tidak akan mampu.

Shalawat dan salam, semoga senantiasa tercurah untuk Nabi kita, Nabiyullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kepada para keluarganya, para shahabatnya, para tabi’in, para tabi’ut-tabi’in, dan orang-orang yang senantiasa berusaha istiqomah di atas jalan kebenaran.

Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimani wa Rahimakumullah.

Pada kesempatan kali ini, tidak lupa khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan kepada hadirin sekalian, hendaknya kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena ketaqwaan adalah sebaik-baik bekal untuk kehidupan di akhirat nanti.

Pada pagi hari ini kita sangat bahagia karena kita dapat berduyun-duyun dari tempat tinggal kita untuk mengerjakan shalat Idul Fitri secara berjamaah. Kita pun memohon kepada Allah, semoga puasa kita, shalat wajib kita, qiyamul lail kita, bacaan Al-Qur’an kita, sedekah kita, zakat kita, serta amalan-amalan kita lainnya selama bulan Ramadhan yang baru saja kita lalui dapat diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Aamiin Allahumma Aamiin.

Untuk selanjutnya, marilah kita bertekad, agar ke depannya amalan kita semakin baik, keimanan dan ketaqwaan kita semakin meningkat, serta kita dapat istiqomah.

Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimani wa Rahimakumullah.

Di dalam Al-Qur’an, ada dua ayat yang hampir mirip. Yang pertama, di dalam Surah Fussilat Ayat ke 30. Dan yang kedua, di Surah Al-Ahqaf Ayat ke13. Di Surah Fussilat Ayat 30 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian tetap (dalam pendiriannya), akan turun malaikat-malaikat kepada mereka (seraya berkata), ‘Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) Syurga yang telah dijanjikan kepadamu’.”

Sementara itu, di Surah Al-Ahqaf Ayat 13, Allah berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian tetap istiqomah, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih.”

Dua ayat ini unik. Pada Surah Fusilat Ayat 30 menjelaskan kepada kita, mengenai hamba-hamba Allah yang mendapatkan perhatian khusus dari Allah. Mendapatkan privilege, mendapatkan keistimewaan, mendapatkan keutamaan yang berupa diturunkan malaikat untuk memotivasi orang-orang ini dengan kalimat:

 Jangan kamu takut. Jangan kamu bersedih hati. Jangan kamu takut pada masa depan. Jangan kamu bersedih hati pada masa lalu. Jangan kamu takut pada hal-hal yang belum terjadi. Jangan kamu sedih pada hal-hal yang sudah terjadi. Serta, bergembiralah dengan Syurga yang telah dijanjikan Allah.

Jadi, Allah kirim pengawal khusus untuk orang-orang ini bernama malaikat. Motivator-motivator pribadi bernama malaikat. Pada Ayat ke13, Surah Al-Ahqaf, narasinya hampir serupa:

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian tetap istiqomah,”

فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ

(Kata Allah), “Mereka tidak pernah takut dan tidak pernah bersedih hati.”

Karena, mereka dimotivasi oleh para malaikat. Kemudian, apa yang mereka peroleh? Hal ini terdapat pada ayat berikut, Al-Ahqaf Ayat 14:

اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۚ جَزَاۤءً ۢبِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

“Mereka itulah para penghuni Syurga (dan) kekal di dalamnya, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.”

Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimani wa Rahimakumullah.

 Mengapa orang-orang ini begitu dicintai oleh Allah? Begitu mendapatkan perhatian khusus dari Allah, sampai Allah mengutus para malaikat-Nya turun ke langit dunia untuk mendampingi mereka. Ternyata kuncinya hanya dua. Mereka memiliki dua sifat. Apakah itu?

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ

“Sesungguhnya orang-orang yang lantang mengatakan, ‘Rabb kami adalah Allah. -Pemelihara kami, Tuhan kami, Pencipta kami hanyalah Allah. Pengurus kami adalah Allah,’-

Ini sifat yang pertama. Kemudian sifat yang kedua:

 ثُمَّ اسْتَقَامُوْا

“Kemudian tetap istiqomah.”

Setelah mereka beriman kepada Allah, mereka berusaha memelihara keimanan, merawat keimanan, menjaga keimanan dalam istiqomah. Sehingga, mereka pun mendapatkan kekhususan-kekhususan yang telah disebutkan di dalam Qur’an Surat Fushilat Ayat 30 dan Al-Ahqaf Ayat 13 yang tersebut tadi.

Di dalam sebuah hadits juga disebutkan, bahwasanya seorang shahabat Rasulullah, Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaqafi meminta nasehat pada Rasulullah:

“Ya Rasulullah, katakan kepadaku di dalam Islam satu perkataan yang aku tidak akan bertanya kepada seorang pun setelah Anda!” Nabi kemudian menjawab, “Katakanlah, ‘aku beriman,’ lalu istiqomahlah.”

Dengan kata lain, jagalah keimanan sampai kita selesai. Sampai kita mati. Sampai akhir hayat kita. Jadi, tugas kita belum selesai setelah kita beriman. Tugas kita setelah beriman adalah kita memastikan bahwa keimanan ini terpatri lekat di dalam jiwa kita, sampai akhir hayat kita. Sampai Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan malaikatnya untuk mencabut nyawa kita.

Jangan sampai ketika kita meninggal, kita dalam keadaan yang paling menyedihkan. Apa hal yang paling menyedihkan dalam hidup ini? Kita bertemu Allah, sedangkan hati kita berpaling dari Allah. Kita tidak ingin itu hal itu terjadi pada kita. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلاذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَايَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا.

“Sesungguhnya ada di antara kalian nanti yang hidupnya bertaburan dengan amalan penduduk Syurga. Sampai jarak antara dirinya dan Syurga itu tinggal sehasta. Tapi catatan takdir mendahuluinya. Dia melakukan amalan penduduk Neraka, dia pun masuk ke dalam Neraka. Dan sesungguhnya ada di antara kalian nanti yang hidupnya dipenuhi dengan amalan penduduk Neraka. Sampai jarak antara dia dengan Neraka itu sehasta. Tapi catatan takdir mendahuluinya. Dia melakukan amalan penduduk Syurga, dia pun masuk ke dalam Syurga.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kualitas iman kita saat ini, tidak menjamin kualitas iman kita ketika ajal ada di depan mata. Hari ini mungkin iman kita meningkat. Tapi hal itu tidak menjamin keadaan kita saat akan meninggal dunia akan sama.

Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah.

Kita harus memelihara keimanan, kita harus istiqomah di atas jalan ketaatan, menjaga hidayah yang Allah berikan. Namun demikian, hal tersebut memang bukan hal yang mudah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surah Al-Ankabut Ayat 2:

اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ

“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, ‘Kami telah beriman,’ sedangkan mereka tidak diuji?” (QS. Al-Ankabut: 2).

Sementara itu, di akhir zaman nanti, sesuai dengan yang disabdakan Nabi, orang menggenggam keimanan itu seperti menggenggam bara api. Banyak godaannya, banyak rintangannya, banyak halangannya. Sehingga kita harus sadar betul, bahwa tidak ada agenda yang lebih besar setelah kita beriman kepada Allah, melainkan kita berusaha menjaga keimanan agar tidak lepas dari diri kita. Untuk itu, kita perlu cara agar kita bisa menjaga keistiqomahan.

Berkaitan dengan hal ini, Profesor Doktor Syeikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad Rahimahullah Ta’ala, beliau menyampaikan, bahwasanya istiqomah itu tidak akan mungkin terwujud, kecuali dengan tiga hal. Apa tiga hal itu? Lillah, Billah, wa ‘ala Amrillah. (Ikhlas karena Allah, bersama Allah, dan sesuai aturan Allah.

Pertama: Lillah (Ikhlas karena Allah).

Istiqomah tidak akan mungkin terwujud dalam diri seseorang, kecuali semua amalan yang dia lakukan, aktivitas ibadah yang dia lakukan, semuanya karena Allah. Jadi, salah satu tips istiqomah yang paling penting diperhatikan adalah menjaga keikhlasan dalam beramal. Menjaga niat dalam amalan.

Istiqomah dengan menjaga niat itu sangat erat hubungannya. Orang yang beramal bukan untuk Allah, pasti akan kandas di tengah jalan. Pasti. Kenapa? Karena kalau niatnya bukan untuk Allah, berarti niatnya untuk makhluk.

Makhluk itu gampang bosan. Makhluk itu memuji kita sekehendak dia saja. Tidak tahan lama. Makhluk itu satu, dia gampang bosan. Dua, suatu hari kalau ada orang yang lebih baik untuk dikagumi daripada kita kita akan ditinggalkan. Hingga kemudian, kita pun berhenti beramal kerena tidak mendapatkan apa yang kita inginkan.

Makhluk itu fana, tidak kekal seperti Allah. Satu persatu orang akan meninggalkan kita dengan berbagai alasannya. Tapi Allah tidak pernah meninggalkan kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَهُوَ مَعَكُمْ اَيْنَ مَا كُنْتُمْۗ

“Dia bersamamu di mana saja kamu berada.” (QS. Al-Hadid: 4).

Orang yang beramal Lillahi Ta’ala, semua aktivitasnya, semuanya amalannya, adalah untuk membuat Allah ridho kepadanya. Dia tidak akan berhenti beramal sampai dia mendapatkan ridho-Nya dan Syurga. Dia tidak akan berhenti beramal, dia akan terus beramal sampai mati. Dia akan selalu berusaha Istiqomah, karena ingin mencari keridhoan Allah.

Imam Syafi’i pernah berkata:

رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لاَ تُدْرَكُ

“Ridho manusia merupakan tujuan yang tidak bisa tercapai.”

Mencari ridho manusia itu tak mungkin bisa. Manusia itu ujungnya hanya bikin kecewa. Ujungnya hanya bikin sakit hati. Tidak bisa kita bersandar kepada manusia. Tidak bisa kita mengharap apapun dari makhluk. Berharaplah hanya kepada Allah. Makhluk ada batasnya, adapun Allah tanpa batas.

Manusia ada bosannya, sedangkan Allah tidak pernah bosan. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Allah tidak pernah bosan melihat amal kalian, sampai kalian sendiri yang bosan terhadap amal kalian.”

Allah tidak pernah merasa kantuk, tidak pernah tidur. Allah tak pernah capek. Manusia ada batasnya.

Mereka memuji kita pun seringkali karena ada kepentingan. Kalau mereka sudah tidak punya kepentingan sama kita, mereka meninggalkan kita. Kalau kita beramal parameternya manusia, kita akan meninggalkan amalan ketika mereka meninggalkan kita. Kandas. Berhenti. Sehingga dalam hal ini, hendaknya kita memperhatikan niatan kita dalam beramal. Jangan sekalipun kita beramal untuk mendapat balasan makhluk.

Maka jika kita berbuat baik kepada seseorang, kemudian seseorang ini membalas perbuatan baik kita dengan perbuatan buruk, kita berhenti beramal membantu dia atau melanjutkan? Lanjutkan. Karena kita beramal bukan untuk dirinya. Kita beramal untuk Allah.

Tetaplah berbuat baik kepada siapapun. Tetap berbuat baik kepada siapapun walaupun kadang perbuatan baik itu tidak dibalas dengan kebaikan. Tidak ada masalah. Karena yang kita harap adalah balasan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Karena itu, pastikan setiap amalan shaleh kita itu Lillah. Kalau kemudian terbetik rasa ada kepentingan dunia, perbarui niat kita. Istighfar. Niatkan amalan untuk Allah, bukan untuk selainnya.

Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah.

Kedua: Istiqomah tidak akan terwujud kecuali dengan Billah.

Billah itu secara bahasa adalah dengan atau bersama Allah. Maksudnya, keistiqomahan kita tidak dapat terealisir tanpa pertolongan dari Allah. Karenanya, jangan terlalu mengandalkan kehebatan diri kita untuk keistiqomahan. Selalu sertakan Allah. Selalu libatkan Allah. Idealnya, sebelum melakukan segala sesuatu, kita istikharahkan kepada Allah. Meminta bimbingan, petunjuk, tuntunan, kemantapan hati kepada Allah. Ketika muncul ketidakjelasan pilihan, ke kanan atau ke kiri, A atau B, berhenti atau lanjut, minta dulu ke Allah. Libatkan Allah. Seminimal-minimalnya, mulai segala sesuatu dengan mengucapkan kalimat basmalah.

Sebelum kita melakukan aktivitas, kita ucapkan, Bismillaahirrahmanirrahiim, sebagai ungkapan kita beristi’anah, memohon pertolongan kepada Allah dalam setiap aktivitas kita. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

“Segala sesuatu yang bernilai positif yang tidak dimulai dengan ‘Bismillah’ maka akan hilang keberkahannya.”

Karenanya, ketika kita menginginkan istiqomah, jangan lupa libatkan Allah di dalam istiqomah. Tanpa pertolongan Allah, kita tak mungkin mampu. Itulah jawaban mengapa paling tidak 17 kali dalam sehari kita mengulang ayat:

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.”

Ibadah dan isti’anah (memohon pertolongan) itu satu paket. Tidak bisa lepas. Seseorang tidak akan mampu beribadah kepada Allah, tanpa pertolongan Allah. Berkaitan dengan hal ini pula, kalau beribadah yang merupakan kewajiban kita saja butuh pertolongan Allah, apalagi amalan yang lain. Mesti butuh pertolongan dari Allah.

Karenanya, agar istiqomah, kita harus minta terus kepada Allah. Kita senantiasa berdoa:

اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

“Ya Allah, perlihatkanlah untukku yang benar itu benar menurutmu ya Allah, dan mampukan hamba untuk mengikutinya. Tunjukkan kepadaku yang salah itu salah menurutmu ya Allah, dan mampukan hamba untuk menjauhinya.”

Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah.

Ketiga: Istiqomah tidak akan terwujud kecuali dengan ‘Ala Amrillah (Sesuai aturan Allah).

Apa faktor terbesar yang memalingkan seseorang dari istiqomah? Jika seseorang terbiasa melanggar aturan. Sebaliknya, apa yang menguatkan istiqomah? Pastikan semua tindakan, perbuatan kita, tutur kata kita, sikap kita, pikiran kita, perasaan kita, sesuai dengan aturan Allah.

Yang membentengi agar kita selalu dalam aturan Allah adalah jangan jauh-jauh dari ilmu. Dari ilmu kita tahu mana yang halal dan mana yang haram. Mana yang boleh mana yang tidak boleh. Mana yang perintah dan mana yang larangan. Yang halal kita ambil, yang haram jangan kita dekati. Yang perintah kita kerjakan, yang larangan kita tinggalkan. Sesimpel itu jalan seorang hamba untuk masuk ke dalam surga.

Bertanya salah seorang shahabat kepada Rasulullah, “Seandainya saya shalat lima waktu saja, puasa Ramadan saja, mengerjakan yang boleh-boleh saja dan tidak menyentuh yang haram-haram, lalu saya tidak menambahkan suatu amalan pun sama sekali, apakah saya bisa masuk Syurga? Jawaban Rasulullah apa? Ya.

Begitu saja aturan itu. Wajib kerjakan, haram jangan disentuh, jangan dicoba. Kemudian, tambahkan yang sunnah. Kita butuh mengerjakan yang sunnah untuk menyempurnakan kekurangan dalam amalan wajib. Misalnya, terkadang shalat kita kurang khusyu’, puasa namun masih menggunjing orang, zakat kita masih hitung-hitungan, dan amalan-amalan lain yang jauh dari kata lumayan. Maka, kita tambahkan yang sunnah, untuk melengkapi dan menyempurnakannya.

Jadi rumus istiqomah itu, pastikan semua amalan untuk Allah. Pastikan semua amalan kita selalu memohon pertolongan Allah. Serta, pastikan semua amalan kita sesuai aturan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan tidak menyimpang dari aturan-Nya.

Semoga Allah mudahkan kita untuk memenuhi ketiganya, hingga Allah mampukan kita untuk selalu istiqomah dalam kebaikan. Tidak hanya di Bulan Ramadhan kemarin, tapi juga bulan-bulan setelahnya sepanjang tahun, sampai Allah mewafatkan kita dan memasukkan kita ke dalam Syurga-Nya. Aamiin ya Rabbal ‘alamiin.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

   وَ لِلّٰهِ اْلحَمْدُ ،(x 7) اَللهُ أكْبَرُ

الْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

أَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتْ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَاَمْوَاتِ

إ ِنَّكَ أَنْتَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ

رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَلنَابِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَ اغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ

أَللَّهُمَّ أَعِزِّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ أَللَّهُمَّ شَطِّطْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامُهُمْ وَقَلِّلْ عَدَدَهُمْ وَ أَلْقِ فِى قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

أَللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ الْمُهَاجِرِيْنَ وَاْلأَنْصَارِأَللَّهُمَّ انْصُرْ مُجَاهِدِيْنَ فِى كُلِّ مَكَانٍ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَنَا صِغَارًا

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَاحَسَنَةً وَفِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *