FKAM.ID, SURAKARTA — Alhamdulillah, pada Selasa 14 Januari 2025 FKAM dapat mengadakan kajian Kitab Nashaihul Ibad. Dalam kesempatan ini, Ustadz Zul Fahmi, S.Pd.I., M.H. menyampaikan mengenai perkataan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani dan Luqmanul Hakim.
Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan bahwa manusia terbagi menjadi empat macam:
Pertama: Seorang yang tidak punya lisan dan tidak punya hati. Orang itu adalah orang yang ahli maksiat, orang yang tertipu dan orang yang bodoh. Maka berhati-hatilah kamu dengan mereka, jangan sampai menjadi bagian mereka, dan janganlah kamu berdiri di antara mereka karena sesungguhnya mereka adalah orang yang akan mendapatkan adzab.
Kedua: Seorang yang punya lisan tapi tidak punya hati. Orang itu berbicara dengan hikmah, tetapi tidak mengamalkannya. Dia itu menyeru manusia menuju kepada Allah Ta’ala, sedangkan dia lari dari Allah. Maka jauhilah dirimu darinya agar dia tidak mempengaruhimu dengan kelezatan lisannya yang dengan itu akan membakarmu dengan api kemaksiatannya dan akan membunuhmu dengan kebusukan hatinya.
Ketiga: Seorang yang punya hati, tetapi tidak punya lisan. Dia adalah seorang mukmin yang Allah menyembunyikannya dari makhluk-Nya. Allah memperlihatkan aib-aibnya padanya, Allah mencahayai hatinya dan memberitahukan padanya bencana-bencana karena bercampur dengan banyak manusia dan kemalangan ucapan-ucapan mereka. Orang yang seperti ini adalah seorang kekasih Allah Ta’ala yang terjaga di dalam rahasia Allah Ta’ala. Maka merendahlah darinya, mencampurinya, melayaninya, maka Allah akan mencintaimu.
Keempat: Seorang yang belajar, mengajar dan mengamalkan. Orang yang seperti itu adalah orang yang alim terhadap Allah Ta’ala dan ayat-ayat Allah. Allah meletakkan di dalam hati orang itu ilmu-lmu yang asing dan Allah meluaskan hatinya untuk menerima ilmu. Maka, hati-hati kalau kamu menyelisihinya, hati-hati kalau kamu menjauhinya, dan hati-hati kalau kamu tidak mengambil nasehatnya.
Luqmanul Hakim berkata kepada anaknya, “Wahai anakku, sesungguhnya manusia itu tiga dari sepertiga; sepertiga milik Allah, sepertiga milik dirinya sendiri, dan sepertiga milik cacing. Maka adapun yang milik Allah itu adalah ruhnya, yang milik dirinya sendiri itu adalah amalnya, dan yang milik cacing itu adalah jasadnya.”
Ruh milik Allah karena ruh akan kembali kepada Allah. Amal milik diri sendiri karena amal akan kembali kepada dirinya sendiri berupa kemanfaatan dan kemudhorotan. Jasad milik cacing karena jasad akan kembali kepada tanah kemudian dimakan oleh cacing.
Kajian Kitab Nashaihul Ibad merupakan kajian rutin yang diselenggarakan pada setiap hari Selasa dengan bertempat di Musholla FKAM Jl. Matoa Raya I No. 99 Karangasem Laweyan Surakarta. Kajian Kitab Nashaihul Ibad ini juga bisa disimak via YouTube FKAM.TV.
.