Oleh: Dr. Mulyanto Abdullah Khoir, M.Ag.
Pemuda adalah masa keemasan. Tak heran banyak ungkapan-ungkapan yang menunjukkan betapa besar harapan terhadap para pemuda. Di tangan mereka urusan umat, baik dan buruknya masa depan umat ini. Jika pemuda hari ini baik, maka baiklah masa depan umat. Sebaliknya, jika pemuda hari ini buruk, maka suramlah masa depan mereka.
Tak dipungkiri, pemuda hari ini banyak bergelimang syahwat. Pola dan gaya hidup Barat merasuk ke dalam pikiran dan perilaku mereka. Pergaulan bebas, minum-minuman, nyanyian-nyanyian syahwat, majalah dan gambar porno dan perzinaan bukan dianggap sesuatu yang tabu. Sementara pengawasan dan kontrol orang tua semakin longgar.
Kisah Pemuda yang Ingin Berzina
Kisah ini menarik untuk dicermati di tengah maraknya perzinaan hari ini. Dalam hadis Rasulullah dijelaskan, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah dan berkata, “Ya Rasulullah, saya ingin Islam, tetapi saya tidak dapat meninggalkan zina.” Mendengar pertanyaan orang ini, para shahabat yang mendengarnya emosi, namun Rasulullah menenangkannya dan tidak mencela sedikit pun orang yang bertanya tersebut.
Rasulullah kemudian balik bertanya, “Relakah kamu bila ibumu dizinai?” Lelaki tersebut menjawab, “Tidak.” Rasullah bertanya lagi, “Relakah kamu jika saudarimu dizinai?” Lelaki itu kembali menjawab, “Tidak.” Rasulullah bertanya lagi, “Relakah kamu puterimu dizinai?” Lelaki itu menjawab, “Tidak.” Rasulullah bertanya lagi, “Relakah kamu bibimu (dari pihak ayah) dizinai?” Lelaki itu menjawab, “Tidak.” Rasulullah bertanya lagi, “Relakah kamu jika bibimu (dari pihak ibu) dizinai?” Lelaki itu menjawab, “Tidak.” Maka Rasulullah bersabda, “Bagaimana orang lain akan rela, padahal kamu sendiri tidak rela dengan hal itu?” Lelaki itu akhirnya diam. Kemudian berkata, “Aku bertaubat kepada Allah dari perbuatan zina.”
Kisah ini cukup menarik di tengah perzinaan dianggap biasa. Pergaulan bebas terjadi dimana-mana. Batas antara laki-laki dan perempuan sudah semakin tipis.
Penyakit Pemuda
Banyak hal menjadi penyakit pemuda hari ini. A’idh Al-Qarni menyebut beberapa rintangan dan godaan pemuda hari ini. Pertama, lemahnya hubungan dengan Allah. Banyak pemuda yang menjauh dari Allah. Mereka tidak merasa dekat dengan Allah. Padahal hubungan yang paling dekat seseorang dengan Allah adalah waktu shalat. Betapa banyak masjid-masjid kosong dari pemuda. Rumah-rumah Allah kalah dengan mall, tempat hiburan dan bebagai tempat glamour dan maksiat lainnya.
Kedua, berjangkitnya penyakit syirik dan lemah tawakal. Pola hidup hedonisme, serba boleh, hura-hura dan maksiat merasuki pemuda hari ini. Pola ini menjadikan mereka rendah hubungannya kepada Allah. Tipis rasa tawakalnya. Ketergantungan mereka bukan kepada Allah, tetapi kepada manusia atau makhluk yang lain.
Ketiga, kurang perhatian masalah agama. Ini penyakit umum yang dialami umat Islam hari ini. Minimnya perhatian masalah agama, sehingga mereka tidak memahami Islam dengan benar dan jauh dari tuntunan Allah.
Keempat, lemah cita-citanya. Tidak memiliki cita-cita yang tinggi dan mulia. Cita-citanya hanya sebatas untuk kesenangan duniawi.
Kelima, tidak percaya diri. Penyakit ini menjadikan mereka mencari selain Islam. Tidak percaya diri menjadikan mereka merasa rendah di hadapan orang lain, termasuk mudah terpesona dan meniru gaya dan pola hidup orang kafir.
Keenam, tidak sabar menahan godaan. Godaan datang bertubi-tubi. Banjir syahwat mengancam mereka. Mulai foto, film, media sosial dan konten-konten porno bertebaran. Jika tidak dibentengi dengan iman yang kuat, mereka akan menjadi orang-orang yang tidak mampu menahan godaan.
Ketujuh, tidak sungguh-sungguh, merasa putus asa. penyakit ini menjadikan mereka generasi yang lemah semangat, hilang gairah dan mudah terpengaruh oleh lingkungan dan teman.
Kedelapan, terlalu optimis. Satu hal yang juga berbahaya bagi pemuda adalah terlalu optimis dan ingin cepat mendapatkan hasil. Ketika hasilnya tidak sesuai dengan yang diinginkan, mereka putus asa dan tidak memiliki semangat hidup.
Jadilah Pemuda Pejuang
Pemuda pejuang adalah pemuda yang kokoh imannya. Tidak mudah tergoda. Teguh pendirian dan semangat membela agamanya yang tinggi. Tidak takut celaan orang yang mencelanya pada saat berjalan di atas kebenaran. Semangat beribadahnya tinggi, dan kebencian terhadap kemaksiatan memasuki relung-relung hati mereka.
Pemuda Kahfi adalah pemuda yang tegar menghindari godaan dan fitnah pada saat zaman penuh kezhaliman. Mereka mengasingkan diri untuk menyelamatkan akidah dan menjaga kesuciannya. Mereka tidak larut dalam hiruk pikuk manusia yang bergelimang dengan syahwat.
Pada masa Rasulullah, para pemuda dengan gigih membela Rasulullah. Berjuang, berjihad dan mengorbankan apa saja untuk melindungi Rasulullah. Di antara kisah heroik mereka terekam dalam peperangan Badar dan Uhud bersama Rasulullah.
Dalam Perang Badar, saat kondisi genting, Sa’ad bin Mu’adz berkata kepada Rasulullah, “Silahkan melangkah wahai Rasulullah ke manapun Anda suka. Kami akan bersama Anda. Demi Allah, Dzat Yang Mengutusmu dengan kebenaran, sekiranya Anda bawa kami ke tepi laut, lalu Anda menceburkan diri ke dalamnya, niscaya kami semua akan menceburkan diri bersamamu, tiada satu pun yang akan ketinggalan. Sedikit pun kami tidak enggan untuk Anda pertemukan dengan musuh-musuh kita esok hari. Sambunglah tali siapa saja yang Anda suka. Putuslah tali siapa saja yang Anda suka. Ambillah harta kami sesuka Anda. Sesungguhnya apa yang Anda ambil lebih kami sukai daripada yang Anda tinggalkan.”
Begitu pula ungkapan Miqdad bin Amru, “Wahai Rasulullah, melangkahlah ke arah yang ditunjukkan Allah kepada Anda. Kami selalu bersama Anda. Demi Allah, kami tidak akan mengatakan ucapan Bani Israil kepada Musa, ‘Pergilah kamu bersama Rabb-mu, berperanglah! Kami menunggu di sini. (QS. Al-Maidah: 24)’. Kami akan mengatakan, ‘Pergilah kamu bersama Rabb-mu, berperanglah, sungguh, kami akan berperang bersamamu’.”
Sementara dalam perang Uhud, Abu Dujanah melindungi Rasulullah dengan punggungnya. Pada saat anak panah menghujaninya, Ia tetap tidak meninggalkan tempatnya dan tidak membiarkan Rasulullah terkena anak panah. Thalhah bin Ubaidilah meloncat dengan cepat ke arah Rasulullah untuk melindunginya hingga jatuh tersungkur. Abu Ubaidah mencabut anak panah yang mengenai pipi Rasulullah dengan mulutnya. Ia mengerak-gerakkan mulutnya hingga berhasil mencabutnya, meski salah satu giginya harus terlepas.
Masih banyak kisah-kisa pejuang para shahabat. Begitulah karakter khas pemuda. Maka, jadilah pemuda pejuang! Dengannya dienul Islam akan tegak.