Dukung Pemerintah Bangun Peradaban Yang Adil dan Bertoleransi

Loading

FKAM.ID, SURAKARTA – Bangsa Indonesia telah jauh di alam kemerdekaan, namun sejauh ini legacy adab jauh ditinggalkan sehigga kehidupan berbangsa dan bernegara jauh dari harapan, kerukunan antar warga negara terasa kering. Mental yang tumbuh bukan mental persatuan tapi permusuhan. Kecintaan akan tanah air seakan terlupakan karena kepentingan pribadi dan golongan. 

Foto: Dari Kiri ke Kanan, Bapak Abdul Aziz, Gus Mustai’in, dan Bapak Mulyanto

Senin 12 April 2021, Forum Komunikasi Aktivis Masjid (FKAM) mengadakan Dialog Kebangsaan ke-9 bertemakan “Membangun Peradaban Kemanusiaan Yang Adil dan Bertoleransi” dengan menghadirkan  Prof. Dr. Absori, S.H., M.H. Guru Besar Fakultas Hukum UMS, Abdul Aziz Ahmad, S.H. Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Surakarta, dan  Ahmad Muhamad Mustain Nasoha, S.H., M.H. Ketua Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdhatul Ulama Surakarta sebagai pembicara utama dimoderatori oleh Dr. Mulyanto Abdullah Khoir, S.Pd.I., M.Ag., Sekjen Dewan Syariah Kota Surakarta. Dialog yang bertempat di Syariah Hotel Solo, Sukoharjo ini dihadiri oleh jajaran pemerintahan diantaranya perwakilan Polda jawa Tengah, Kemenag, Polresta, Korem, berbagai elemen ormas dan masyarakat, serta perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa se-Solo raya. 

Foto: Sambutan Ketua Umum DPP FKAM Ustadz Umaier Khaz

Mengutip perkataan Prof. Dr. Jimli Ash Shiddiqi, Ketua Umum FKAM, Ustadz Umaier Khaz, Lc., M.H. dalam sambutannya menyampaikan bahwa hukum ibarat kapal, sedangkan lautan ibarat etika dan adab. Sebaik apapun kapal, jika cuaca lautan buruk maka kapal akan terombang-ambing dan sangat mungkin pecah dan karam. 

Foto: Peserta Dialog Kebangsaan FKAM

Dalam upaya membangun peradaban kemanusiaan yang adil dan bertoleransi, Gus Musta’in (sapaan akrab Bapak Ahmad Muhamad Mustain Nasoha, S.H., M.H.) ada empat langkah dalam mendapatkannya. Pertama, Imitating the attitude of the Prophet Muhammad  (Meneladani Sikap Rasulullah). Kedua, senantiasa menjalani nilai-nilai Sila ke-2 Pancasila. Ketiga, Mementingkang kepentingan orang lain lebih dari kepentingan sendiri dan Altruisme. Keempat, Berilmu dan Taat Hukum. 

Foto: Salah Seorang Peserta Mengajukan Pertanyaan

Sedangkan Bapak Abdul Aziz Ahmad, S.H. menjelaskan bahwa ada lima perilaku bangsa yang dibudayakan untuk mewujudkan peradaban yang adil dan bertoleransi. Pertama, Al wafa’ bil Ahdi, (menepat janji). Kedua, Tasamuh, bertoleransi. Ketiga, Al-‘adalah, bersikap adil. Keempat, At Tawassuth (berperilaku pertengahan, seimbang). Kelima, At-Taawun. Saling tolong menolong. 

Foto: Bersama Tokoh dan Tamu Undangan

Dengan hadirnya tokoh dan perwakilan elemen masyarakat dalam kegiatan yang diikuti oleh 100 peserta ini, diharapkan mampu mengedukasi masyarakat luas mengenai urgensi peradaban yang adil dan bertoleransi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *