Oleh: Ustadz Thau’an Abdillah
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Alhamdulillahrabbil ‘alamiin, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga kita masih dipertemukan dengan bulan yang penuh berkah ini serta dalam keadaan sehat wal afiat.
Sholawat serta salam, semoga selalu tercurah kepada Nabiyullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Nabi yang telah memperjuangkan Dinul Islam, sehingga kita bisa merasakan betapa indahnya iman yang bersemayam di dalam hati dan betapa anggunnya Islam di dalam kehidupan.
Ikhwani fiddin rahimani wa rahimakumullah.
Di bulan yang penuh berkah ini, sudah semestinya pula bagi kita untuk memperbanyak doa. Karena keberkahan hari-hari di bulan Ramadhan, ditambah lagi di dalamnya ada malam Lailatul Qadar, yang dikabarkan bahwa siapa yang berdoa di dalamnya, Allah akan kabulkan semua hajatnya.
Namun pertanyaannya, sudahkah kita jujur dengan doa-doa kita? Karena banyak dari kita yang berdoa dan hanya menuntut untuk terijabahi, tanpa menyadari bahwa kita belum jujur terhadap doa-doa kita. Dengan kata lain, mungkin banyak sekali adab-adab doa yang tanpa sengaja kita tinggalkan. Karenanya tahukah, bahwa doa pun ada seninya.
Allah Subhanahu wa Ta’alaberfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ
“Dan Rabb-mu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan.’ Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku, akan masuk ke Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina’.” (QS. Ghafir: 60).
Allah memerintahkan kepada kita agar senantiasa berdoa kepada-Nya. Allah juga memberikan ancaman bagi siapa saja yang enggan atau bahkan sombong untuk beribadah (berdoa) kepada-Nya.
Namun sayangnya, manusia ada yang selalu menuntut akan terkabulnya permintaannya. Sehingga dikala doanya ditangguhkan oleh Allah, dia pun langsung berburuk sangka kepada Allah. Muncul suara sumbang yang berbunyi, “Aku sudah shalat, bahkan juga shalat malam. Ngaji juga sering. Sedekah selalu kujalani. Puasa sunnah nggak pernah kutinggalkan. Namun kenapa doa ini nggak kunjung dikabulkan?” Na’udzubillah.
Bukan Allah tidak mendengar doa kita. Namun, sudahkah kita berpikir, layak atau tidakkah kondisi diri ini ketika meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala? Atau, sudah beradabkah ketika kita berdoa? Meminta kepada orang tua saja kita penuh dengan sopan santun, apalagi meminta kepada Allah, Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Maka, di dalam berdoa pun ada seninya.
Ikhwani fiddin rahimani wa rahimakumullah.
Ada banyak sekali adab dikala berdoa. Secara garis besarnya, ada tiga poin penting dari adab berdoa yang perlu kita perhatikan:
Poin yang Pertama, hendaknya sebelum berdoa, kita banyak-banyak meminta ampun dan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena bisa jadi doa kita tak kunjung dikabulkan karena dosa-dosa kita. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا وَاَصْلَحُوْا وَبَيَّنُوْا فَاُولٰۤىِٕكَ اَتُوْبُ عَلَيْهِمْ ۚ وَاَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
“Kecuali orang-orang yang bertaubat, dan memperbaiki kesalahannya, serta menjelaskan (kesalahannya), mereka itulah yang Aku terima taubatnya. Dan Aku Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Baqarah: 160).
Poin Penting yang Kedua, yakinlah bahwa doa kita akan dikabulkan. Tak ada keraguan dengan dikabulkannya doa kita. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لَا يَقُلْ أَحَدُكُمُ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ، وَلْيَعْزِمْ فِي الْمَسْأَلَةِ، فَإِنَّهُ لَا مُكْرِهَ لَهُ
“Janganlah seseorang dari kalian mengatakan, ‘Ya Allah ampunilah aku, jika Engkau menghendaki.’ Tetapi hendaklah bersungguh-sungguh dalam meminta sebab tidak ada yang bisa memaksa-Nya.” (HR. Bukhari).
Jauh-jauh hari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah memperingatkan mengenai hal ini. Namun pada hari ini banyak sekali yang kemudian mengucapkan kalimat tersebut, baik secara sengaja maupun tidak.
Allah itu Maha Tahu. Bahkan, sebelum kita mengucapkan doa kita pun Allah tahu terlebih dahulu akan hajat kita. Sehingga, bagaimana kita ragu dengan Dzat yang berfirman, “Jadilah, maka akan jadi.” Allahul musta’an.
Ikhwani fiddin rahimani wa rahimakumullah.
Adapun poin penting ketiga adalah, tidak menuntut akan terkabulnya doa. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun telah memperingatkan akan ini. Sebagaimana terdapat di dalam hadis:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ، فَيَقُولُ: قَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي””
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Doa salah seorang dari kalian akan dikabulkan, selagi tidak mengucapkan, ‘Aku telah berdoa, tetapi mengapa belum juga dikabulkan?’.” (HR. Bukhari).
Banyak yang berputus asa akan doa, sehingga keluarlah suara-suara sebagaimana yang tersebut di dalam hadis. Padahal, kita mungkin telah berputus asa akan doa yang telah kita panjatkan hingga kita pun lupa. Namun, Allah tak kan pernah lupa dengan doa-doa kita. Allah hanya ingin menguji, seberapa kuat hamba-Nya berpegang teguh kepada Allah dikala senang maupun susah.
Terkadang, indahnya doa tidak terletak pada cepat ijabahnya. Namun, salah satu hal terindah di dalam doa adalah, Allah selalu mengabulkannya di waktu yang tepat, bahkan yang tidak kita duga-duga.
Maka, janganlah kita pernah berputus asa dari rahmat Allah. Karena shahabat Umar Radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, “Aku tidak memikirkan terkabulnya doa, tetapi aku memikirkan doa itu sendiri. Barangsiapa diilhamkan kepadanya untuk berdoa, maka pengabulannya akan membersamainya.” Nas’alullaha assalaamah…