Oleh: Departemen Dakwah, Pendidikan dan Advokasi FKAM
إِنَّ الْحَمْد للهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ، وَمْنْ يَضْلُلُ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدُهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْد
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang telah mencurahkan kenikmatan yang tak terhingga kepada kita semua, baik yang berupa nikmat kesehatan maupun kesempatan, sehingga kita pun dapat menunaikan kewajiban shalat Jumat.
Shalawat dan salam, semoga tercurahkan kepada pemimpin dan suri tauladan kita, Nabiyullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dengan perjuangan beliau, cahaya Islam ini sampai kepada kita, sehingga kita terbebas dari kejahilan dan kehinaan. Dan shalawat dan salam, semoga juga tercurahkan kepada keluarganya, para shahabatnya, serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Pada kesempatan kali ini, tidak lupa khatib wasiatkan kepada diri khatib pribadi dan kepada jamaah sekalian, agar kita selalu meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita. Karena keimanan dan ketaqwaan adalah sebaik-baik bekal untuk menuju kehidupan hakiki di akhirat kelak.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah.
Islam sebagai agama yang paripurna mengajarkan bagi semua pemeluknya untuk selalu tunduk pada setiap perintah Allah, seperti shalat lima waktu, zakat, puasa, dan haji bagi yang sudah memenuhi syarat dan ketentuannya. Serta menjauhi segala larangan-Nya, seperti mencuri, dzalim, zina, berdusta, dan lain sebagainya.
Mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan semua larangan merupakan kata lain dari istilah taqwa. Taqwa menjadi salah satu pokok dalam ajaran Islam yang harus tertanam dalam jiwa setiap muslim dan muslimah. Dengannya, ia akan menjadi hamba Allah yang benar-benar iman dan percaya atas semua ketentuan dan ketetapan-Nya.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah.
Allah ‘Azza wa Jalla dalam Al-Qur’an mengulang kata taqwa (تقوى) sebanyak 15 kali. Hal itu tentu menjadi sebuah bukti bahwa di antara ajaran pokok dalam Islam adalah adanya unsur ketaqwaan kepada Allah dalam diri semua umat Islam.
Selain melakukan semua perintah dan larangan, dengan taqwa kepada-Nya, seseorang akan menjadi pribadi yang bijaksana. Hal ini sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah di dalam Al-Qur’an:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَتَّقُوا اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّكُمْ فُرْقَانًا وَّيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang haq dan batil) kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Allah memiliki karunia yang besar.” (QS. Al-Anfal: 29).
Pada ayat tersebut, ada salah satu kalimat pokok yang akan menjadi pembahasan dalam khutbah kali ini, yaitu perihal pemberian Allah kepada orang-orang yang beriman berupa “furqan”. Para ulama memiliki banyak penafsiran dalam mengartikan salah satu penggalan ayat ini.
Imam Abul Fida’ Ismail bin Umar bin Katsir Ad-Dimisyqi, atau yang lebih masyhur dengan sebutan Imam Ibnu Katsir (wafat 774 H), dalam kitab tafsirnya menjelaskan makna kata tersebut. Beliau mengutip beragam pendapat ulama. Pendapat pertama, yaitu menurut Ibnu Abbas, ‘Iqrimah, Qatadah, dan Muqatil bin Hayyan, kata furqan memiliki makna jalan keluar. Dengan kata lain, orang-orang yang bertaqwa akan selalu diberi jalan keluar oleh Allah dari setiap masalah dan urusannya.
Pendapat kedua, yaitu menurut Mujahid, furqan memiliki arti keselamatan di dunia dan akhirat. Bisa juga diartikan sebagai pertolongan dari Allah.
Sedangkan pendapat ketiga, yaitu menurut Muhammad bin Ishaq, dan penafsiran ini dinilai lebih umum oleh Ibnu Katsir dari penafsiran sebelumnya, yaitu sebuah kemampuan untuk bisa hati-hati dan cermat dalam mengambil sebuah keputusan.
قَالَ مُحَمَّدُ بْنِ إِسْحَاق: (فُرْقَانًا) أَيْ فَصْلًا بَيْنَ الْحَقِّ وَالْبَاطِلِ
Muhammad bin Ishaq telah berkata, (maksud) furqanan itu adalah (kemampuan) untuk membedakan antara yang haq dan yang batil. (Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’anil Azim, [Darut Thayyibah: 1999, tahqiq: Syekh Sami bin Muhammad], juz IV: 43).
Maksud dari kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan yang batil, adalah bahwa orang yang bertaqwa akan menjadi pribadi yang bijaksana. Ketika ia dihadapkan dengan dua hal, antara benar dan salah, maka ia akan memilih yang benar dan meninggalkan yang salah karena pengetahuan dan anugerah tersebut.
Dengan berpedoman pada pendapat Muhammad bin Ishaq tersebut, bisa disimpulkan bahwa siapa saja yang bertaqwa kepada Allah, dengan melakukan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya, maka Allah akan memberikan anugerah berupa kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah.
Dengan anugerah tersebut, ia akan menjadi seorang hamba yang mendapatkan pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia akan mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat, diberikan jalan keluar dalam urusan-urusan dunianya, mendapatkan keselamatan kelak di hari kiamat, serta diampuni semua dosa-dosanya.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah.
Secara aspek dunia, orang yang beriman akan dianugerahi banyak hal oleh Allah. Di antaranya akan mendapatkan hidayah dan pengetahuan, hatinya akan lapang dan tenang. Allah hilangkan segala sifat-sifat tercela dalam dirinya, seperti iri, dengki, sombong, dan penyakit hati lainnya. Semua itu mereka dapatkan tidak lain karena sesungguhnya, ketika hati sudah dekat kepada Allah dengan taqwa, maka semua hal-hal yang telah disebutkan tadi akan Allah hilangkan, dan diganti menjadi cahaya kasih sayang.
Selain itu, orang yang beriman akan mendapatkan derajat yang tinggi di sisi manusia dan Allah, mendapatkan pertolongan, dan bagian secara khusus dari-Nya. Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an, yaitu:
وَلِلّٰهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُوْلِهٖ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ
“Dan kekuatan itu hanya miliki Allah, Rasul-Nya, dan bagi orang-orang mukmin.” (QS Al-Munafiqun: 8).
Sedangkan anugerah yang akan didapatkan oleh orang-orang yang bertaqwa kepada Allah kelak di akhirat, adalah sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Ar-Razi, yaitu:
وَأَمَّا فِي أَحْوَالِ الْآخِرَةِ، فَالثَّوَابُ وَالْمَنَافِعُ الدَّائِمَةُ وَالتَّعْظِيمُ مِنَ اللهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَكُلُّ هَذِهِ الْأَحْوَالِ دَاخِلَةٌ في الفرقان
“Sedangkan dalam aspek akhirat, maka (orang yang bertaqwa akan mendapatkan) pahala, manfaat yang terus menerus, kemuliaan dari Allah dan malaikat. Semua ini masuk dalam kata furqan.” (Imam Ar-Razi, Tafsir Mafatihul Ghaib, [Beirut, Darul Ihya At-Turats: tanpa tahun], juz XV: 476).
Selain itu, Ar-Razi juga menjelaskan bahwa orang-orang yang bertaqwa kepada Allah juga akan mendapatkan ampunan atas dosa-dosa yang dilakukan di dunia. Dengan ampunan tersebut, ia akan tergolong menjadi Ahli Syurga dan mendapatkan kenikmatan-kenikmatan yang ada di dalamnya.
Demikian penjelasan singkat perihal anugerah yang akan didapatkan oleh orang-orang yang beriman kepada Allah. Dengan mengetahuinya, semoga kita bisa meningkatkan kualitas ketaqwaan, dengan memperbanyak ibadah dan meninggalkan semua larangan, sehingga kita bisa menjadi hamba yang mendapatkan anugerah berupa furqan sebagaimana pada ayat di atas.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa membimbing kita di atas jalan petunjuk-Nya. Aamiin ya Rabbal ‘alamiin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُوْلِ لله وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
وَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاة