Oleh: Ustadz Labib Musthofa, Lc.
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia menuju kebenaran. Shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabiyullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, keluarganya, shahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti jalannya hingga Hari Kiamat.
Ikhwani fiddin rahimani wa rahimakumullah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memilih bulan Ramadhan sebagai waktu diturunkannya Al-Qur’an. Hal ini sebagaimana Firmna-Nya:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur`an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185).
Lebih spesifik, Allah ‘Azza wa Jalla memberitahukan pada malam apa itu Al-Qur’an diturunkan. Sebagaimana firman-Nya:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.” (QS. Ad-Dukhan: 3).
Dan Allah juga menjelaskan di ayat yang lain:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur`an) pada malam Qadar.” (QS. Al-Qadar: 1).
Al-Qur’an adalah Kalamullahyang mulia, diturunkan oleh malaikat yang paling mulia yakni Jibril ‘Alaihissalam, diturunkan kepada Nabiyang paling mulia yakni Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan diturunkan diwaktu yang paling mulia waktu yang penuh keberkahan yakni bulan Ramadhan, lebih khususnya adalah pada malam Lailatul Qodar.
Maka, barangsiapa yang ingin menjadi mulia, hendaknya dia selalu dekat dengan Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai pedoman dalam kehidupannya. Jauh darinya akan menjadikan kegundahan jiwa. Sementara dekat dengannya akan melahirkan ketentraman dan ketenangan jiwa.
Al-Qur’an tidak hanya menemani para shahibnyadi dunia, melainkan di akhirat pun akan setia menemaninya sampai di Syurga-Nya. Bahkan, ketika shahibnyatidak ada di Syurga, dia akan mencarinya dan memberi syafa’at supaya dimasukkan ke dalam Syurga. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallambersabda:
اقْرَؤُوا القرْآنَ فَإنَّهُ يَأتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ
“Bacalah Al-Qur’an, karena pada Hari Kiamat dia akan datang sebagai syafa’at untuk para pembacanya.”
Membaca Al-Qur’an adalah sebaik-baik dzikir. Dan membaca Al-Qur’an itu pahalanya sangat besar. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Aku tidak mengatakan, ‘Alif laam miim,’ itu satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf.”
Terlebih sekarang kita berada di dalam bulan Ramadhan, bulan diturunkannya Al-Qur’an, yangmana pahala dilipatgandakan lebih banyak lagi.
Ikhwani fiddin rahimani wa rahimakumullah.
Dahulu para Salaf, mereka begitu cerdas dalam menentukan prioritas amal di bulan Ramadhan. Yaitu setelah mereka mengedepankan amalan wajib, mereka memilih membaca Al-Qur’an sebagai prioritas amal utama dibanding amalan lainnya.
Ar-Rabi’ bin Sulaiman (murid Imam Asy-Syafi’i) Rahimahullahberkata:
كَانَ الشَّافِعِيُّ يَخْتِمُ القُرْآنَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ سِتِّيْنَ خَتْمَةً
“Imam Syafi’i biasa mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan Ramadhan sebanyak 60 kali.”
Salam bin Abu Muthi’ berkata:
كَانَ قَتَادَة يَخْتِمُ القُرْآنَ فِي سَبْعٍ، وَإِذَا جَاءَ رَمَضَانُ خَتَمَ فِي كُلِّ ثَلاَثٍ، فَإِذَا جَاءَ العَشْرُ خَتَمَ كُلَّ لَيْلَةٍ
“Qatadah biasanya mengkhatamkan Al-Qur’an dalam tujuh hari. Namun, ketika datang bulan Ramadhan, dia mengkhatamkannya setiap tiga hari. Ketika datang sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, dia mengkhatamkan setiap malamnya.”
Membaca Al-Qur’an itu sangat mudah, dan pahala yang Allah janjikan sangat besar. Namun, kenapa masih banyak yang tidak sempat membaca Al-Qur’an?
Sebabnya adalah, karena waktunya tidak barokah, dan waktu yang tidak barokah disebabkan karena maksiat atau dosa-dosa yang diperbuat. Maka solusinya adalah, bertaubat dan memperbanyak istighfar kepada Allah Yang Maha Pengampun agar diberikan taufiq dan kekuatan untuk melaksanakan ketaatan-ketaatan.
Ikhwani fiddin rahimani wa rahimakumullah.
Ramadhan adalah bulan yang diberkahi. Namun, tidak setiap orang mendapatkan keberkahannya. Karena keberkahan itu hanya didapatkan bagi mereka yang menjadikan Ramadhan sebagai bulan ketaatan kepada Rabb-nya. Karena itu, barangsiapa yang ingin mendapatkan kebekahan bulan Ramadhan, hendaknya dia lebih bersungguh-sungguh dalam beramal dari hari biasa (luar Ramadhan).