Allah Yang Maha Penyayang berfirman:
وَاَنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
“Dan infaqkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuatbaiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195).
وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ
“Dan infaqkanlah sebagian apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku, sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang shaleh’.” (QS. Al Munafiqun: 10).
اِنْ تُبْدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِيَۚ وَاِنْ تُخْفُوْهَا وَتُؤْتُوْهَا الْفُقَرَاۤءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۗ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِّنْ سَيِّاٰتِكُمْ ۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
“Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 271).
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيْهِ وَلَا خُلَّةٌ وَّلَا شَفَاعَةٌ ۗوَالْكٰفِرُوْنَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Infaqkanlah sebagian dari rezeki yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan dan tidak ada lagi syafa’at. Orang-orang kafir itulah orang yang dzalim.” (QS. Al-Baqarah : 254).
Sementara itu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam jual-beli. Maka hiasilah jual-beli kalian dengan sedekah.” (HR. Tirmidzi).
“Sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim). An Nawawi menjelaskan, “Yaitu bukti kebenaran imannya. Oleh karena itu sedekah dinamakan demikian karena merupakan bukti dari Shidqu Imanihi (kebenaran imannya).”
Sedekah itu punya manfaat untuk kehidupan. Bahkan, sangat dahsyat manfaatnya. Berikut di antaranya:
- Sedekah dapat mendatangkan rezeki. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah.” (HR. Al-Baihaqi).
- Sedekah dapat mencegah kematian yang buruk (su’ul khotimah). Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang buruk (su’ul khotimah), Allah akan menghilangkan darinya sifat sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri.” (HR. Thabrani).
- Dengan sedekah jariyah, seseorang akan tetap memperoleh pahala meskipun orang tersebut sudah meninggal. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Salam bersabda, “Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: Sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, anak shaleh yang selalu mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim).
- Sedekah akan membuat orang mendapatkan naungan pada hari kiamat. Rasulullah mengatakan bahwa ada tujuh kelompok yang akan mendapatkan naungan di hari akhirat kelak. Salah satunya ialah, “Orang yang sedekah dan menyembunyikannya sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang sudah disedekahkan tangan kanannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda, “Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sedekahnya.” (HR. Ahmad).
Kemudian, sedekah juga bermanfaat bagi:
- Dhuafa yang penghasilannya sangat minim bahkan kadang tidak punya penghasilan. Mau bekerja mencari uang, tidak punya modal. Mau bekerja pada orang supaya mendapatkan upah, namun tidak diterima. Akibatnya, dhuafa tersebut mengalami kesulitan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
- Janda dhuafa yang ditinggal suami menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tentu sangat berat cobaan yang dialami seorang janda. Karena bukan hanya dia sudah tidak ditemani suaminya, namun dia harus mencari cara agar dia dan anak-anaknya tetap bertahan hidup.
- Anak-anak yatim yang membutuhkan dana untuk biaya pendidikan, pengadaan peralatan maupun perlengkapan sekolah, uang untuk jajan, dan sebagainya. Bapaknya sudah tiada, sementara bila meminta kepada ibunya, belum tentu ibunya punya uang.
- Dhuafa yang dililit hutang sehingga kehidupannya menjadi semakin berat dikarenakan berhutang itu dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Apalagi bila keberadaannya: Jangankan untuk melunasi hutang, untuk biaya hidup saja juga masih berat.
Demikianlah hal yang berkaitan dengan sedekah. Keberadaannya sangat bermanfaat bagi yang bersedekah maupun untuk masyarakat.