Niat Belajar Siroh Nabawiyah

Loading

Oleh: Dr. Muhammad Isa Anshory, M.P.I.

Niat adalah keinginan hati untuk melakukan sesuatu disertai dengan perbuatan. Niat mempunyai posisi penting dalam Islam. Dalam sebuah hadits dari Amirul Mukminin Umar bin Khatthab Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Segala amal perbuatan itu berdasarkan niatnya, sedangkan masing-masing orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.

Menurut Imam Nawawi, hadis ini menunjukkan bahwa niat merupakan ukuran untuk meluruskan amal perbuatan. Jika niat itu lurus, maka amalnya akan menjadi baik. Jika niatnya sudah rusak, maka akan rusak pula amalnya.

Niat dianggap menjadi kekuatan atau pintu keberhasilan dalam setiap usaha, apalagi dalam mencari ilmu. Niat dalam belajar adalah sebuah kesungguhan seseorang yang memantapkan hatinya untuk menuntut ilmu seiring ridha Allah Ta‘ala. Saat mempelajari siroh nabawiyah, seorang muslim mesti mempunyai niat yang lurus.

Niat-Niat yang Harus Ditumbuhkan

Niat itu bisa dibagi menjadi dua: Niat umum dan niat yang lebih terperinci. Niat umum belajar siroh nabawiyah adalah sebagaimana niat umum belajar ilmu-ilmu lainnya, yaitu mengharap ridha Allah Ta‘ala. Mengenai niat yang lebih terperinci, Syaikh Wahid Abdus Salam Bali dalam kitabnya, Al-Khulashah Al-Bahiyyah fi Tartib Ahdats As-Sirah An-Nabawiyyah, menyebutkan 50 niat yang harus ditumbuhkan seorang muslim dalam dirinya. Di antara niat-niat itu adalah sebagai berikut:

  1. Niat untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan mempelajari ilmu syar‘i ini.
  2. Niat mengenal hal ihwal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam agar bisa meneladaninya.
  3. Niat mengetahui beragam peristiwa yang dihadapi Rasulullah agar semakin besar rasa cinta kita kepadanya.
  4. Niat mengetahui mukjizat-mukjizat Rasulullah agar bertambah keimanan kita kepadanya.
  5. Niat menelaah sikap Rasulullah saat menghadapi ujian agar bertambah ketegaran kita.
  6. Niat meneladani Rasulullah sebagai seorang juru dakwah yang menyeru kepada Allah.
  7. Niat meneladani Rasulullah dalam beribadah kepada Tuhannya, juga dalam bermuamalah dengan kaum muslimin.
  8. Niat meneladani Rasulullah saat kaya maupun fakir dan saat sehat maupun sakit.
  9. Niat mengetahui petunjuk Rasulullah dalam mengerjakan sholat, thaharah, sholat Jumat, sholat Idul Fitri maupun Idul Adha, sholat Kusuf, sholat Istisqa’, sholat Jenazah, sholat Khauf, puasa, zakat, haji, umrah, nikah, thalaq, makan, minum, jual beli, dan berbagai ibadah maupun muamalah lainnya agar bisa meneladaninya.
  10. Niat meneladani Rasulullah dalam berinteraksi dengan orang-orang munafikin dan para penentang agama.
  11. Niat meneladani para shahabat dalam berbagai sikap keperwiraan mereka. 
  12. Niat mengetahui berbagai kejadian dalam hidup Rasulullah beserta pelajaran-pelajaran penting di dalamnya.
  13. Niat mengetahui mana hukum yang terdahulu dan mana yang lebih belakangan serta mana yang nasikh (menghapus) dan mana yang mansukh (dihapus).
  14. Niat menelaah keadaan generasi terdahulu saat dalam kondisi lemah agar bisa meneladani mereka apabila terjadi keadaan yang serupa.
  15. Niat menelaah keadaan masyarakat Islam pertama yang dikenal mempunyai solidaritas kuat, terpercaya, ringan tangan, dan berhati jernih agar bisa meneladani mereka dalam hal itu.
  16. Niat menelaah sikap para shahabat Ridhwanullah ‘alaihim dalam berbagai peperangan yang senantiasa bersabar, tabah, dan rela berkorban untuk agama ini agar bisa meneladani mereka dalam hal itu.
  17. Niat menjadikan ilmu siroh nabawiyah sebagai sarana untuk mengajarkan kebaikan kepada umat manusia sehingga kita mendapatkan pujian dari Allah dan permohonan ampun dari para malaikat, juga permohonan ampun dari seluruh makhluk di alam semesta ini.
  18. Niat menjadikan siroh nabawiyah sebagai sarana untuk melaksanakan amar makruf nahi mungkar sehingga kita menjadi orang-orang yang beruntung.
  19. Niat agar semakin cinta kepada para shahabat sehingga pada hari Kiamat nanti akan dikumpulkan bersama mereka sebagaimana sabda Nabi, “Seseorang itu akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
  20. Niat menguasai siroh dengan baik agar bisa mengkonter orang-orang yang menyebarkan keragu-raguan terhadap kerasulan Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
  21. Niat mengajarkan siroh nabawiyah kepada anak dan istri sehingga mereka semakin dekat kepada Allah, semakin meneladani Nabi, dan semakin mencintai para shahabat.

Demikianlah di antara niat-niat yang mesti ditumbuhkan dan dipelihara dalam hati seorang muslim yang belajar siroh nabawiyah. Dengan memelihara niat-niat itu, semoga Allah memberi kita keberkahan ilmu dan mewujudkan apa yang kita niatkan dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat. Semoga pula Allah mengumpulkan kita bersama Rasulullah dan para shahabat kelak di Syurga Firdaus. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *