Nasab Nabi Muhammad (Bagian Kedua)

Loading

Oleh: Dr. Muhammad Isa Anshory, M.P.I.

Apabila dijelaskan agak rinci, nasab Nabi Muhammad adalah sebagai berikut: Beliau adalah penghulu Bani Adam; Abul Qasim Muhammad bin Abdullah. Abdullah, ayah Nabi, mempunyai 10 orang saudara dan 6 orang saudari. Sepuluh saudaranya adalah Al-Harits, Az-Zubair, Hamzah, Al-‘Abbas –dijuluki Abul Fadhl–, Abu Thalib –nama sebenarnya Abdu Manaf–, Abu Lahab –nama sebenarnya Abdul ‘Uzza–, Al-Muqawwam –nama sebenarnya Abdul Ka‘bah–, Al-Hajl –nama sebenarnya Al-Mughirah–, Al-Ghaidaq –dinamakan demikian karena orangnya sangat pemurah–, dan Dhirar. Enam saudarinya adalah Shafiyyah, ‘Atikah, Arwa, Umaimah, Barrah, dan Ummu Hakim Al-Baidha’.  

Mereka semua adalah anak Abdul Mutthallib yang bernama asli Syaibah Al-Hamd. Syaibah adalah putra Hasyim yang bernama asli ‘Amru. Hasyim ini saudara dari Al-Mutthallib. Kepada kedua orang inilah nasab kerabat terdekat Nabi dihubungkan. Hasyim juga saudara dari Abdu Syams dan Naufal.

Keempat bersaudara ini adalah putra Abdu Manaf. Abdu Manaf saudara dari Abdul ‘Uzza, Abdud Dar, dan ‘Abd. Mereka berempat putra Qushay. Nama asli Qushay adalah Zaid. Ia adalah saudara dari Zuhrah. Mereka berdua putra Kilab yang merupakan saudara dari Taim dan Yaqzhah Abi Makhzum. Mereka bertiga putra Murrah yang merupakan saudara dari ‘Adi dan Hashish. Mereka bertiga ini putra Ka‘ab yang merupakan saudara dari ‘Amir, Samah, Khuzaimah, Sa‘ad, Al-Harits, dan ‘Auf.

Ketujuh bersaudara ini adalah putra Luay yang merupakan saudara dari Taim Al-Adram. Keduanya putra Ghalib yang merupakan saudara dari Al-Harits dan Al-Muharib. Mereka berdua putra Fihr. Fihr ini saudara Al-Harits. Keduanya putra Malik yang merupakan saudara As-Shalt dan Makhlad. Mereka bertiga putra An-Nadhr yang merupakan saudara Malik, Mulkan, Abdu Manat, dan lainnya. Mereka semua putra Kinanah. Kinanah adalah saudara Asad, Asadah, dan Al-Haun.

Keempatnya putra Khuzaimah yang merupakan saudara Hudzail, putra dari Mudrikah. Nama asli Mudrikah ‘Amru. Ia adalah saudara Thabikhah –nama sebenarnya adalah ‘Amir– dan Qam‘ah. Ketiganya adalah putra Ilyas yang merupakan saudara Annas. Keduanya putra Mudhar. Mudhar ini saudara Rabi‘ah, Anmar, dan Iyad. Kedua nama terakhir pindah dari Makkah ke Yaman. Mereka berempat putra Nizar yang merupakan saudara Qadha‘ah. Keduanya Ma‘ad putra Adnan. Semua kabilah Arab Musta‘ribah –keturunan– merupakan anak keturunan dari Adnan. Adnan sendiri merupakan keturunan dari Nabi Ismail putra Nabi Ibrahim.    

Hikmah

Kemuliaan nasab Nabi Muhammad senantiasa tertanam dalam jiwa setiap manusia. Siapa pun yang memiliki nasab mulia, baik itu nabi maupun raja, maka orang yang memandangnya akan terkesan dan sangat kecil kemungkinan untuk mengingkarinya. Berbeda jika beliau memiliki garis keturunan yang tidak terhormat. Dengan demikian, banyak orang terpengaruh dan ikut bergabung di bawah panji yang beliau bawa. Jadi, ketika Muhammad telah disiapkan untuk menjadi nabi, maka Allah sengaja menakdirkan beliau berasal dari garis keturunan terhormat. Tujuannya adalah untuk membantu Nabi tatkala menghadapi penolakan dari orang-orang sekitar saat mendakwahkan risalah yang dibawanya. 

Nabi Muhammad berasal dari nasab yang sangat terhormat dan memiliki nama yang baik. Beliau merupakan keturunan Nabi Ismail yang ketika masih muda hampir dijadikan sembelihan sang Ayah, yaitu Nabi Ibrahim, atas perintah Allah. Nabi Ibrahim adalah kekasih Allah. Nabi Muhammad menjadi respons atas doa Nabi Ibrahim dan sebagai kabar gembira yang pernah disampaikan oleh saudaranya, Nabi Isa. Hal ini pernah beliau akui saat menceritakan dirinya. Beliau bersabda:

أَنَا دَعْوَةُ أَبِي إِبْرَاهِيمَ وَبِشَارَةُ أَخِيْ عِيسَى

“Aku ada karena doa ayahku, Ibrahim, dan merupakan wujud dari kabar gembira yang pernah disampaikan saudaraku, Isa.” (HR Ahmad).

Keturunan dan nasab terhormat bisa melindungi seseorang dari etika-etika buruk serta menjadikannya berperilaku terpuji dan baik. Para rasul dan dai senantiasa menjaga kesucian dan kehormatan nasab mereka. Masyarakat umum akan mengenal mereka karena keluhuran nasab mereka. Dengan demikian, masyarakat akan memuji dan percaya kepada mereka.

Kemuliaan nasab Nabi Muhammmad secara tidak langsung membuktikan kepada kita bahwa Allah mengistimewakan masyarakat Arab dibandingkan yang lainnya dan lebih mengutamakan suku Quraisy daripada suku lainnya. Ketika kita mencintai Rasulullah, berarti kita juga mencintai bangsa dan suku asalnya. Hal tersebut bukan atas dasar individu dan jenisnya, tapi berdasarkan hakikatnya. Sebab, hakikat bangsa Arab memang Quraisy itu sendiri. Setiap orang akan merasa mulia jika Nabi Muhammad berafiliasi ke kabilahnya. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika orang yang mengaku dari bangsa Arab dan suku Quraisy juga memiliki sifat tercela dan menyimpang dari jalan lurus serta jauh dari kemuliaan Islam yang telah Allah sematkan bagi hamba-hamba-Nya yang terpilih. Penyimpangan ini secara otomatis akan memutuskan dan menghapuskan kaitan nasab antara mereka dengan Rasulullah. (Muhammad Ali Ash-Shallabi, Sejarah Lengkap Rasulullah,hlm. 47-48). 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *