Menyayangi Kebaikan

Loading

Hendaknya kita menjadi orang yang baik. Orang yang mau dengan kebaikan serta mau mengerjakan kebaikan. Kita seharusnya mempunyai rasa sayang, rasa suka, serta rasa nyaman dengan kebaikan. Sebab, hal itu akan mempengaruhi kehidupan kita dengan kebaikan.

Dengan menyayangi kebaikan, hal itu akan menjadikan kita punya hasrat untuk mencari ilmu. Sebuah kebaikan yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah).

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR Muslim).

Dengan menyayangi kebaikan, hal itu akan menjadikan kita mau mengajarkan ilmu. Sebuah kebaikan yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim).

“Jika seorang manusia mati, maka terputuslah darinya semua amalnya kecuali dari tiga hal; dari sedekah jariyah, atau ilmu yang diambil manfaatnya, atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim).

Dengan menyayangi kebaikan, hal itu akan menjadikan kita bersedia mengerjakan shalat. Sebuah kebaikan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa’: 103).

“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. Al-Baqarah: 45).

Dengan menyayangi kebaikan, hal itu akan menjadikan kita tidak eman-eman untuk bersedekah. Sebuah kebaikan yang Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

 “Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang buruk (su’ul khotimah), Allah akan menghilangkan darinya sifat sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri.” (HR. Thabrani).

 “Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sedekahnya.” (HR. Ahmad).

Dengan menyayangi kebaikan, hal itu akan menjadikan kita tidak keberatan mengerjakan puasa di bulan Ramadhan. Sebuah kebaikan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni.” (HR. Bukhari).

Dengan menyayangi kebaikan, hal itu akan menjadikan kita merasa ringan menolong orang. Sebuah kebaikan yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad, Ath-Thabrani, Ad-Daruqutni).

“Barangsiapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu keperluannya.” (Muttafaq ‘alaih).

Dengan menyayangi kebaikan, hal itu akan menjadikan kita selalu berdoa. Sebuah kebaikan yang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa yang di dalamnya tidak ada unsur dosa dan memutus silaturahim melainkan Allah akan memberinya salah satu dari 3 perkara; adakalanya segera dikabulkan doanya, adakalanya doa itu disimpan untuknya di akhirat, adakalanya ia dihindarkan dari keburukan yang semisal dengan apa yang ia minta.” (HR. Ahmad).

“Orang paling lemah di antara manusia adalah yang paling lemah dalam hal berdoa, sedangkan yang paling pelit dari mereka adalah yang pelit untuk mengucapkan salam.” (HR Ath-Thabrani).

Dengan menyayangi kebaikan, hal itu akan menjadikan kita senantiasa berzikir. Sebuah kebaikan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa mengucapkan tasbih (mengucapkan Subhanallah) di setiap akhir shalat sebanyak 33 kali, mengucapkan hamdalah (mengucapkan Alhamdulillah) sebanyak 33 kali, bertakbir (mengucapkan Allahu Akbar) sebanyak 33 kali, lalu sebagai penyempurna (bilangan) seratus ia mengucapkan La ilaha illallah wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qadir (Tiada Tuhan yang berhak disembah dengan haq selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu)’, maka akan diampuni dosa-dosanya sekalipun sebanyak buih di lautan.” (HR. Muslim).

Dengan menyayangi kebaikan, hal itu akan menjadikan kita mau mencari nafkah. Sebuah kebaikan yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan kebaikan yang disebutkan tadi, pen).” (HR. Muslim).

“Nafkah yang diberikan seorang kepala rumah tangga kepada keluarganya bernilai sedekah. Sungguh, seseorang diberi ganjaran karena meski sesuap nasi yang dia masukkan ke dalam mulut keluarganya.” (HR. Muttafaq ‘alaih).

Dengan menyayangi kebaikan, hal itu akan menjadikan kita sangat ingin bertaubat. Sebuah kebaikan yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Demi Allah aku sungguh beristighfar dan bertaubat kepada Allah setiap harinya lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Al-Bukhari).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertaubat, beriman dan berbuat kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk.” (QS. Thahaa: 82).

Demikianlah berkaitan dengan rasa sayang dengan kebaikan. Perasaan sayang yang akan mempengaruhi kita untuk mau mengerjakan kebaikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *