Kabar Gembira Kelahiran Nabi Muhammad

Loading

Oleh: Dr. Muhammad Isa Anshory, M.P.I.

Para Nabi ‘Alaihimush Shalatu was Salam telah menyampaikan kabar gembira kepada kaum mereka akan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Allah berfirman:

“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, ‘Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.’ Allah berfirman, ‘Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?’ Mereka menjawab, ‘Kami mengakui.’ Allah berfirman, ‘Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu’.”(QS. Ali Imran: 81).

Menafsirkan ayat ini, Ali bin Abi Thalib berkata, “Setiap kali mengutus nabi, Allah selalu mengambil janji terhadapnya yaitu apabila Muhammad kelak diutus, sementara nabi itu masih hidup, maka ia harus mengimani dan menolongnya.” 

Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam berkata dalam doanya untuk penduduk Makkah:

“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur’an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS. Al-Baqarah: 129).

Nabi Isa ‘Alaihis Salam juga berkata:

“Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, ‘Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).’ Tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, ‘Ini adalah sihir yang nyata’.”(QS. Ash-Shaff: 6).

Dalam sebuah hadits dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan bahwa ia bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana awal mula urusan kenabianmu?” Beliau bersabda, “Aku adalah doa kakekku Ibrahim dan kabar gembira yang disampaikan Isa. Ibuku melihat cahaya keluar dari rahimnya menerangi istana-istana Syam.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad).

Kabar Gembira dari Orang Yahudi

Aisyah Radhiyallahu ‘anha bercerita sebagai berikut:

Dahulu ada seorang Yahudi tinggal di Makkah untuk berdagang. Pada malam kelahiran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ia berkata kepada kaum Quraisy yang sedang berkumpul, “Wahai kaum Quraisy! Adakah bayi yang dilahirkan dari kalangan kalian malam ini?” “Demi Allah, kami tidak tahu,” jawab mereka. Orang Yahudi tadi berkata, “Allahu akbar. Semoga saja kalian tidak salah. Perhatikan dan ingatlah apa yang aku katakan. Malam ini telah lahir seorang nabi umat terakhir dari kalangan kalian. Di antara dua belikatnya ada tanda, yaitu bulu-bulu rambut yang tersusun seperti bulu tengkuk kuda. Ia tidak menyusu selama dua malam karena mulutnya ditahan oleh jin Ifrit.”

Orang-orang tidak mengerti maksud Yahudi tadi. Mereka pun bubar dengan perasaan bingung. Sepulangnya di rumah masing-masing, mereka menceritakan apa yang baru saja disampaikan Yahudi. Mereka akhirnya mendengar bahwa saat ini Abdullah bin Abdul Muththalib telah memiliki putra yang baru saja lahir. Anak itu diberi nama Muhammad. Kabar kelahiran ini pun segera disampaikan kepada si Yahudi tadi. Mendengar hal itu, ia mengajak orang-orang mendatangi rumah Abdullah untuk memastikan kebenaran informasi. “Ayo, kita bersama-sama ke rumah Abdullah,” serunya.

Sesampainya di rumah Abdullah, mereka masuk dan melihat istrinya, Aminah. “Tolong perlihatkan putramu,” pinta Yahudi.  Begitu bayi dikeluarkan, si Yahudi membuka punggungnya dan melihat tanda kenabian, seketika ia tak sadarkan diri.

Begitu sudah siuman, orang-orang heran dan menanyainya, “Apa yang sebenarnya terjadi?” “Demi Allah, telah lenyap kenabian dari Bani Israil. Bergembiralah. Kalian beruntung karena bayi ini adalah nabi akhir zaman. Ia akan memiliki kekuasaan dan semua orang dari timur hingga barat mengetahuinya.” 

Dalam perkumpulan kaum Quraisy yang didatangi oleh orang Yahudi itu terdapat Hisyam dan Al-Walid putra Al-Mughirah, Musafir ibnu Abu ‘Amru, Ubaidah ibnul Harits, ‘Uqbah bin Rabi‘ah –yang tatkala itu baru saja menginjak dewasa–, dan beberapa orang dari kalangan Bani Abdu Manaf maupun puak Quraisy lainnya.

Kisah ini terdapat dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (6/601) dan Al-Baihaqi dalam Dalail An-Nubuwwah (1/108-109), juga dalam bab hadis dari Abdullah bin ‘Amru bin ‘Ash Radhiyallahu ‘anhu.

Dalam hadis lain dari Hassan bin TsabitRadhiyallahu ‘anhu, ia bercerita, “Demi Allah, tatkala itu aku masih belia dan belum dewasa. Aku baru berusia tujuh atau delapan tahun, namun aku sudah bisa memahami setiap perkataan yang aku dengar. Ketika itu, aku mendengar seorang Yahudi berteriak keras di atas bangunan tinggi yang ada di kota Yatsrib, ‘Wahai orang-orang Yahudi, kemarilah!’ Setelah orang-orang Yahudi berkumpul, mereka bertanya, ‘Celaka kamu! Ada apa sebenarnya?’ Orang Yahudi tadi berkata, ‘Pada malam ini telah terbit bintang Ahmad yang menjadi tanda kelahirannya’.” Hadis ini shahih diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dalam Sirahnya (1/175) dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (2/600).    

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *