Ustadz Musthafa Al Faruq lahir di Riau. Beliau merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Ibunya seorang ibu rumah tangga namun juga nyambi jualan roti, peyek dan lain-lain. Adapun almarhum bapak beliau adalah seorang guru.
Di Riau rumah Ustadz Musthafa Al Faruq berada di pinggiran hutan. Di tempatnya Ustadz Musthafa Al Faruq ada istilah tempat yang disebut dengan komplek Kaltek dan ada yang di luar komplek Kaltek.
Adapun rumah Ustadz Musthafa Al Faruq kebetulan ada di luar komplek Kaltek. Di tempat tersebut, gajah-gajah masih sering lewat hingga kemudian digalikan kanal agar tidak untuk lewat gajah.
Pada saat hujan turun, anak-anak desa bermain dengan hujan-hujanan. Kadang pula berenang di tempat galian yang tergenang air. Pernah beliau nyemplung ke air untuk berenang, yang ternyata airnya dalam padahal beliau tidak bisa berenang, hingga beliau pun akan tenggelam. Namun kemudian, ada temannya melemparkan balok kayu untuk menyelamatkannya. Alhamdulillah, beliau selamat.
Ketika Ustadz Musthafa Al Faruq pertama kali pindah ke Jawa dia merasa seperti sepi. Beliau mengibaratkan dengan: Rumahnya besar-besar, tapi nggak ada isinya. Sedangkan saat di Riau, rumahnya nggak terlalu besar, tapi memang sangat banyak anak-anaknya. Saat beliau pindah ke Jawa, beliau sudah lulus Sekolah Dasar.
Ustadz Musthafa Al Faruq menempuh pendidikan sekolah dasar di SD IT Mutiara Riau. Tempat bapaknya pernah mengajar. Namun, saat itu bapaknya sudah tidak mengejar karena beliau sudah wafat. Kemudian untuk sekolah SMP-nya, beliau tempuh di Pondok Pesantren Roudlotul Nasihin Klaten. Selanjutnya, beliau belajar di Pondok Darusy Syahadah, dan ditugaskan selama 2 tahun di Pondok Tahfidz yang ada di Sumbawa.
Sesudah dari Sumbawa, beliau sekolah di Pondok Ibnu Abbas Klaten. Namun, di Pondok Ibnu Abbas beliau tidak selesai belajarnya. Beliau belajar di sana hanya selama satu setengah tahun, padahal seharusnya adalah dua tahun. Kemudian, beliau belajar di Akademi Al-Qur’an FKAM hingga lulus.
Setelah lulus dari Akademi Al-Qur’an FKAM, Ustadz Musthafa Al Faruq mendapatkan tugas dakwah di Dusun Kepuhsari Katongan Nglipar Gunung Kidul Yogyakarta. Sebuah desa yang di kelilingi pohon-pohon jati, berjarak sekitar 20 menit dari pantai indah yang ada di Gunung Kidul Yogyakarta.
Di Gunung Kidul tersebut, saat beliau bertemu pertama kali dengan bapak-bapak serta mbah-mbah yang ada di sana, mereka tidak bisa membaca Al-Quran. Bahkan, mereka tidak kenal dengan huruf hijaiyah. Namun Alhamdulillah, karena semangatnya belajar, mereka pun bisa mengenal huruf hijaiyah dan bisa sampai membaca Al-Qur’an berikut hukum-hukum bacaannya.
Ustadz Musthafa Al Faruq bukan hanya seorang dai yang berbicara tentang ilmu. Tetapi juga seorang imam yang memimpin sholat dan seorang guru ngaji bagi bapak-bapak dan ibu-ibu di Masjid Ummi Anifah. Dengan suara yang merdu, Ustadz Musthafa Al Faruq menyampaikan ayat-ayat suci Al-Qur’an pembawa kedamaian bagi jamaah yang berada setiap shaf-shaf masjid tersebut.
Tidak hanya di Masjid Ummi Anifah, Ustadz Musthafa Al Faruq juga mengajar di Sanggar Al-Qur’an FKAM Ummi An-Nifah. Di tempat tersebut, lebih dari 50 santri cilik dengan bersemangat menggali hikmah dan keindahan Al-Qur’an belajar. Setiap ayat yang dipelajari adalah untuk petunjuk hidup yang membimbing mereka menuju kebaikan.
Selainnya, Ustadz Musthafa Al Faruq juga menjadi pembina di Yatim Berlian. Tempat di mana puluhan anak yatim belajar dan berkembang di bawah bimbingan dan nasehatnya. Agar anak-anak tersebut dapat menggapai harapan dan cahaya di tengah kesulitan hidup yang dialami.
Bersama istrinya, Ustadz Musthafa Al Faruq menjalani hidup dengan penuh makna dan keberkahan. Rumahnya bukan hanya untuk tempat tinggal, tetapi pusat kebaikan dan ilmu bagi seluruh masyarakat sekitar.