Ustadz Suyono, Mengalirkan Dakwah Lewat Aksi Sosial di Gunung Kidul

AdamBalada DaiYesterday92 Views

Di tengah landscape perbukitan dan garis pantai selatan yang indah, Ustadz Suyono menjadi salah satu sosok yang menyalakan cahaya dakwah di Kabupaten Gunung Kidul. Berawal dari kepedulian terhadap masyarakat kecil, ia memadukan dakwah dengan aksi nyata di bidang sosial.

Lahir dan besar di wilayah pesisir, tepatnya dekat Pantai Wediombo, Ustadz Suyono menempuh pendidikan dasar hingga menengah di kampung halamannya. Sejak SMP, Ustadz Suyono sudah aktif di masjid sebagai pengajar TPA. Sementara itu, pada saat menempuh pendidikan di SMK, beliau memilih tinggal di pondok pesantren. Selanjutnya, karena semangat menuntut ilmunya, hal itu pun membawa beliau kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Yogyakarta (kini STAI Yogyakarta).

Bergabung dengan Forum Komunikasi Aktivis Masjid
Ustadz Suyono mulai bergabung dengan Forum Komunikasi Aktivis Masjid (FKAM) Gunung Kidul pada tahun 2015. Awalnya, kegiatan FKAM masih bersifat insidental, seperti program kurban atau bantuan sosial. Kemudian, pertemuannya dengan tokoh-tokoh lintas komunitas, media, maupun yang lainnya, hal itu mendorong beliau untuk mau berkolaborasi.

“Dakwah itu tidak bisa sendirian. Harus sinergi,” ungkap Ustadz Suyono.

Program pertama yang beliau garap bersama relawan adalah bedah rumah untuk warga miskin. Aksi ini menggandeng media lokal, Polres, dan Kodim. Disusul proyek besar pengadaan sumur dan instalasi air bersih di daerah yang kerap dilanda kekeringan, terutama pada saat pandemi Covid-19.

Rumah Singgah Yatim Umi Anifah
Dari kegiatan sosial, kiprah FKAM Gunung Kidul berkembang ke pembinaan anak yatim dan dhuafa. Berawal dari Jambore Anak Yatim, terkumpul 20 anak yang kemudian dibina secara rutin. Pembinaan meliputi membaca Al-Qur’an, materi diniyah, ceklist amalan harian, hingga pelatihan keterampilan.

Beruntung, pembinaan ini mendapat dukungan penuh dari Takmir Masjid Umi Anifah, H. Tulus, yang menyediakan rumah dan masjid untuk kegiatan. Beberapa anak diarahkan ke pesantren, bahkan ada yang sukses kuliah dengan beasiswa di Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Kini, program ini bernaung resmi di bawah Muhammadiyah dengan nama Rumah Singgah Yatim Umi Anifah, meski pembinaan tetap bersinergi bersama relawan FKAM.

Dari Sosial ke Dakwah Terbuka
Meski awalnya fokus pada sosial, FKAM Gunung Kidul kini juga aktif mengadakan kajian rutin, pembinaan Qur’an, dan mengelola konten dakwah di media sosial. Kegiatan ini melibatkan berbagai ustadz dan pondok pesantren, tanpa membatasi pada satu kelompok saja.

Bagi Ustadz Suyono, kunci keberhasilan dakwah terletak pada kemauan bekerja sama. “Yang penting, kita sama-sama mengajak pada kebaikan dan bermanfaat untuk umat,” ungkap beliau.

Leave a reply

Previous Post

Next Post

Ikuti
Search
Loading

Signing-in 3 seconds...

Signing-up 3 seconds...