Oleh: Fachreza Adam, S.Pd.
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
أَمَّا بَعْدُ…
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam, yang dengan rahmat dan karunia-Nya, kita dapat berkumpul di tempat yang mulia ini untuk menunaikan salah satu kewajiban agung kita, yaitu shalat Jumat. Shalawat serta salam, semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabiyullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beserta keluarga, para shahabat, dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Pada kesempatan yang mulia ini, khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan kepada seluruh jamaah sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-benar taqwa, yaitu dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Jamaah Jumat yang Dirahmati Allah.
Di bulan Agustus ini, bangsa kita, bangsa Indonesia, mengenang kembali sebuah peristiwa besar, yaitu Hari Kemerdekaan. Kemerdekaan adalah sebuah nikmat (anugerah) yang tak ternilai harganya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia bukanlah hadiah yang turun dari langit begitu saja, melainkan buah dari perjuangan panjang, pengorbanan darah, air mata, dan nyawa para pahlawan kita. Mereka berjuang untuk membebaskan negeri ini dari belenggu penjajahan, kedzaliman, dan penindasan.
Sebagai seorang Muslim, kita wajib meyakini bahwa kemerdekaan ini adalah rahmat dari Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya. Jika kita bersyukur, niscaya Allah akan menambah nikmat tersebut. Sebaliknya, jika kita kufur, adzab Allah sangatlah pedih.
Allah berfirman dalam Surat Ibrahim Ayat 7:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih’.”
Kemerdekaan yang kita nikmati hari ini adalah wujud nyata dari janji Allah tersebut. Para pejuang terdahulu telah “bersyukur” dengan cara berjuang dan berkorban. Maka, Allah menganugerahkan kemerdekaan. Tugas kita sekarang adalah mensyukurinya dengan cara menjaga dan mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang positif dan diridhoi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Perjuangan melawan penjajah adalah sebuah bentuk perlawanan terhadap kedzaliman. Islam adalah agama yang sangat menentang segala bentuk kedzaliman dan penindasan. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan ijin kepada orang-orang yang didzalimi untuk membela diri. Hal ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Surah Al-Hajj Ayat 39:
اُذِنَ لِلَّذِيْنَ يُقَاتَلُوْنَ بِاَنَّهُمْ ظُلِمُوْاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ عَلٰى نَصْرِهِمْ لَقَدِيْرٌ ۙ
“Telah diijinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.”
Ayat ini menjadi landasan spiritual bagi para pahlawan kita untuk bangkit melawan penjajah. Mereka yakin, bahwa Allah akan menolong hamba-hamba-Nya yang berjuang di jalan yang benar untuk membebaskan diri dari penindasan.
Selain itu, kemerdekaan adalah buah dari ikhtiar dan usaha. Kemerdekaan tidak akan tercapai jika rakyat Indonesia hanya berdiam diri dan pasrah. Ini sejalan dengan sunnatullah yang Allah tetapkan, bahwa nasib suatu kaum bergantung pada usaha kaum itu sendiri. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surah Ar-Ra’d Ayat 11:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
Maka, nikmat kemerdekaan yang kita rasakan ini adalah bukti bahwa bangsa kita telah berikhtiar, berjuang, dan mengubah nasibnya sendiri dengan ijin dan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Jamaah Jumat yang Berbahagia.
Pada khutbah kedua ini, mari kita kembali merenung. Setelah mensyukuri nikmat kemerdekaan, muncul pertanyaan besar bagi kita semua, yakni bagaimana cara kita mengisi kemerdekaan ini?
Kemerdekaan bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah jembatan emas untuk mencapai tujuan yang lebih mulia, yakni mewujudkan Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, sebuah negeri yang baik, adil, makmur, dan berada dalam ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ada beberapa cara kita sebagai umat Islam mengisi kemerdekaan:
Pertama: Menjaga Persatuan dan Kesatuan (Ukhuwah)
Para pahlawan kita berjuang tanpa memandang suku, agama, dan golongan. Mereka bersatu demi Indonesia. Tugas kita adalah melanjutkan semangat persatuan ini. Hindari perpecahan, fitnah, dan permusuhan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surah Al-Hujurat Ayat 10:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
“Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.”
Kedua: Berjuang Melawan “Penjajahan” Modern
Jika dahulu kita melawan penjajahan fisik, maka hari ini kita harus berjuang melawan penjajahan dalam bentuk lain, seperti kebodohan, kemiskinan, korupsi, dan ketidakadilan. Mari kita berjuang menjadi bangsa yang cerdas, sejahtera, bersih dari korupsi, dan menjunjung tinggi keadilan.
Ketiga: Bekerja Keras dan Berkontribusi Positif
Setiap dari kita memiliki peran untuk membangun negeri. Petani dengan sawahnya, guru dengan ilmunya, pedagang dengan usahanya, pemimpin dengan kebijakannya. Bekerja dengan tekun dan jujur dalam bidang masing-masing adalah bentuk jihad kita di era kemerdekaan ini.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Marilah kita tutup khutbah ini dengan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang pandai bersyukur.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ بَلْدَتَنَا هَذِهِ، إِنْدُوْنِيْسِيَا، بَلْدَةً آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً رَخَاءً وَسَائِرَ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ يَا رَبَّنَا، ارْحَمْ أَرْوَاحَ شُهَدَائِنَا الَّذِينَ ضَحَّوْا بِأَنْفُسِهِمْ مِنْ أَجْلِ اسْتِقْلاَلِ بِلاَدِنَا، وَاجْعَلْ قُبُوْرَهُمْ رَوْضَةً مِنْ رِيَاضِ الْجِنَانِ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى و يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
أَقِمِ الصَّلَاةَ.