Orang yang Tersesat

YahyaNasehat Kehidupan1 week ago68 Views

Orang yang tersesat akan merasakan kesedihan. Misalnya orang tersesat di hutan atau tersesat di jalan. Orang tersebut akan mengalami kerumitan. Hal yang dihadapinya dapat menjadikan rasanya ingin menangis. Keringat dingin pun dapat saja keluar disebabkan keadaannya yang sedang mengalami kebingungan.

Kondisi akan semakin berat saat berada di tempat yang tak bersinyal atau tak ada yang dapat dihubungi. Keadaan terasa semakin gawat saat kondisi sekitar semakin gelap sementara dia belum mendapatkan kepastian arah.

Namun demikian, tidak semua orang yang tersesat itu mengalami kesedihan. Namun tentunya bukan tersesat di hutan, juga bukan tersesat di jalan. Bahkan orang tersesat tersebut bukan hanya tidak bersedih, akan tetapi menikmati keadaannya. Dia merasa fine-fine saja. Apalagi bila selama ini berbagai keinginannya dapat dia dapatkan. Uangnya pun juga melimpah.

Orang tersesat yang dimaksud adalah orang yang tersesat sehingga mengerjakan kemaksiatan namun merasa hal itu tidak ada konsekuensinya. Berada dalam kebatilan namun merasa berada dalam kebenaran. Dia mengerjakan kesalahan yang berakibat pada dosa, namun dia merasa tidak berdosa.

Orang yang tersesat karena demikian bisa jadi karena dia mengikuti tradisi nenek moyangnya. Hal lainnya juga bisa karena dia tidak paham dengan ilmu agama sehingga menganggap yang batil merupakan hal yang benar, serta hal yang berdosa merupakan hal yang tidak berdosa.

Penyebab Orang Tersesat

Selain hal tersebut di atas, orang tersesat bisa karena mendurhakai Allah dan Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَّلَا مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗٓ اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ ۗوَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِيْنًاۗ

“Tidaklah pantas bagi mukmin dan mukminat, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketentuan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36).

Orang tersesat juga bisa karena menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya serta menyia-nyiakan shalat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُ وَاَضَلَّهُ اللّٰهُ عَلٰى عِلْمٍ وَّخَتَمَ عَلٰى سَمْعِهٖ وَقَلْبِهٖ وَجَعَلَ عَلٰى بَصَرِهٖ غِشٰوَةًۗ فَمَنْ يَّهْدِيْهِ مِنْۢ بَعْدِ اللّٰهِ ۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ

“Tahukah kamu (Nabi Muhammad), orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan dibiarkan sesat oleh Allah dengan pengetahuan-Nya, Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya, siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat)? Apakah kamu (wahai manusia) tidak mengambil pelajaran.” (QS. Al-Jasiyah: 23).

فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ اَضَاعُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوٰتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا ۙ

“Kemudian, datanglah setelah mereka (generasi) pengganti yang mengabaikan sholat dan mengikuti hawa nafsu. Mereka kelak akan tersesat.” (QS. Maryam: 59).

Orang tersesat bisa pula disebabkan karena mempersekutukan Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), tetapi Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Siapa pun yang mempersekutukan Allah sungguh telah tersesat jauh.” (QS. An-Nisa’: 116).

Selainnya, orang tersesat bisa karena tidak beriman dengan negeri akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِالْاٰخِرَةِ زَيَّنَّا لَهُمْ اَعْمَالَهُمْ فَهُمْ يَعْمَهُوْنَ ۗ

“Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, Kami jadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatannya (yang buruk). Maka, mereka terombang-ambing (dalam kesesatan).” (QS. An-Naml: 4).

Orang tersesat dapat pula karena tergoda dengan kehidupan dunia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ الَّذِيْٓ اٰتَيْنٰهُ اٰيٰتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَاَتْبَعَهُ الشَّيْطٰنُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِيْنَ

وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنٰهُ بِهَا وَلٰكِنَّهٗٓ اَخْلَدَ اِلَى الْاَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوٰىهُۚ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ الْكَلْبِۚ اِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ اَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْۗ ذٰلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَاۚ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ

“Bacakanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka (tentang) berita orang yang telah Kami anugerahkan ayat-ayat Kami kepadanya. Kemudian, dia melepaskan diri dari (ayat-ayat) itu, lalu setan mengikutinya (dan terus menggodanya) sehingga dia termasuk orang yang sesat. Seandainya Kami menghendaki, niscaya Kami tinggikan (derajat)-nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung pada dunia dan mengikuti hawa nafsunya. Maka, perumpamaannya seperti anjing. Jika kamu menghalaunya, ia menjulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya, dia menjulurkan lidahnya (juga). Demikian itu adalah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka, ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir.” (QS. Al-A’raf: 175-176).

Agar Tidak Tersesat

Agar tidak tersesat, hendaknya kita mencari ilmu. Dengan ilmu akan dapat membuat kita paham serta dengan ilmu pula akan mempermudah jalan menuju Syurga. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Syurga.” (HR. Muslim).

Agar tidak tersesat, hendaknya kita berdoa kepada Allah agar berada pada kebaikan serta kita memohon kepada Allah agar ditunjukkan pada kebenaran. Dalam hal ini kita dapat berdoa:

“Al lohumma arinal haqqo haqqon warzuqnat tibaa’ahu, wa arinal bathila bathilan warzuqnaj tinaabahu. Wa laa taj’alhu multabisan ‘alayna fanadlilla, waj’al a lilmuttaqiina imaama.” (Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar dan bantulah kami untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami yang batil itu batil dan bantulah kami untuk menjauhinya. Janganlah Engkau menjadikannya samar di hadapan kami sehingga kami tersesat. Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa).

Adapun agar ditetapkan dengan agama Allah doanya ialah:

“Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik.” (Wahai Dzat Yang Maha Membolak balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).

Selain itu, agar tidak tersesat, hendaknya kita menjadi orang yang bertaqwa. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَتَّقُوا اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّكُمْ فُرْقَانًا وَّيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ

“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu, menghapus segala kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)-mu. Allah memiliki karunia yang besar.” (QS. Al-Anfal: 69).

Demikianlah di antara hal agar tidak tersesat. Mencari ilmu, berdoa dan memohon petunjuk, bertaqwa kepada Allah, serta menetapi hal yang baik dan benar.

Leave a reply

Ikuti
Search
Loading

Signing-in 3 seconds...

Signing-up 3 seconds...