Kalau Kiamat Tiba

Loading

Saat kiamat nanti, manusia seperti laron yang beterbangan, gunung-gunung seperti bulu bulu yang dihambur-hamburkan, matahari digulung, bintang berjatuhan, langit terbelah, bintang-bintang jatuh berserakan, lautan meluap, serta bumi diratakan dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya. Alam semesta mengalami kehancuran. Sebagaimana firman Al lah Subhanahu wa Ta’ala:

اَلْقَارِعَةُۙ – مَا الْقَارِعَةُ ۚ – وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْقَارِعَةُ ۗ – يَوْمَ يَكُوْنُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوْثِۙ – وَتَكُوْنُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوْشِۗ

“Hari kiamat, apakah hari kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.” (QS. Al-Qori’ah: 1-5).

اِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْۖ – وَاِذَا النُّجُوْمُ انْكَدَرَتْۖ – وَاِذَا الْجِبَالُ سُيِّرَتْۖ

“Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan.” (QS. AT-Takwir: 1-3).

اِذَا السَّمَاۤءُ انْفَطَرَتْۙ – وَاِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْۙ – وَاِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْۙ

“Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, dan apabila lautan dijadikan meluap.” (QS. Al-Infitar: 1-3).

اِذَا السَّمَاۤءُ انْشَقَّتْۙ – وَاَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْۙ – وَاِذَا الْاَرْضُ مُدَّتْۙ – وَاَلْقَتْ مَا فِيْهَا وَتَخَلَّتْۙ – وَاَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْۗ

“Apabila langit terbelah, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya patuh, dan apabila bumi diratakan, dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong.” (QS. Insyiqaq: 1-5).

Manusia yang berada di alam kubur pun kemudian dibangkitkan. Semuanya. Tidak ada yang tidak dibangkitkan. Kemudian, manusia dihimpun di Padang Mahsyar. Di Padang Mahsyar, matahari sangatlah dekat sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya, ada yang sampai kedua lututnya, ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya. Sungguh merupakan hal yang sangat menderitakan.

Manusia akan memperoleh catatan amalnya, dihisab amalnya, serta akan ditimbang amalnya. Orang yang berdosa pun akan merasa ketakutan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَوُضِعَ الْكِتٰبُ فَتَرَى الْمُجْرِمِيْنَ مُشْفِقِيْنَ مِمَّا فِيْهِ وَيَقُوْلُوْنَ يٰوَيْلَتَنَا مَالِ هٰذَا الْكِتٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيْرَةً وَّلَا كَبِيْرَةً اِلَّآ اَحْصٰىهَاۚ وَوَجَدُوْا مَا عَمِلُوْا حَاضِرًاۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ اَحَدًا ࣖ

“Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, ‘Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya,’ dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun.” (QS. Al-Kahfi: 49).

يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوْاۗ اَحْصٰىهُ اللّٰهُ وَنَسُوْهُۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ ࣖ

“Pada hari itu mereka semuanya dibangkitkan Allah, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah menghitungnya (semua amal perbuatan itu), meskipun mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.” (QS. Al-Mujadalah: 6).

وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔاۗ وَاِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ اَتَيْنَا بِهَاۗ وَكَفٰى بِنَا حٰسِبِيْنَ

“Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan.”  (QS. Al Anbiya’: 47).

Manusia ada yang dimasukkan ke Syurga, ada yang dimasukkan ke Neraka. Manusia yang dimasukkan ke Syurga akan memperoleh kenikmatan. Adapun yang dimasukkan ke Neraka akan memperoleh adzab yang pedih.

Demikianlah sekilas gambaran mengenai kiamat dan kehidupan akhirat. Kita harus mengimaninya. Dengan mengimaninya akan dapat membuat kita kian taat beribadah, mengerjakan berbagai kebaikan, serta tidak mau bermaksiat. Agar nanti di akhirat kita dimasukkan ke Syurga yang berisikan kenikmatan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ ࣖ

“Adapun orang-orang yang beriman dan beramal shalih, mereka itulah penghuni Syurga. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 82).

Mengenai kehidupan akhirat, di antara manusia ada yang tidak mengimaninya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَقَالُوْٓا اِنْ هِيَ اِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوْثِيْنَ

“Mereka pun akan mengatakan, ‘Hidup hanyalah di dunia ini dan kita tidak akan dibangkitkan’.” (QS. Al-An’am: 29).

Orang yang tidak beriman dengan kehidupan akhirat, tentunya akan dapat membuatnya bertindak semaunya. Tidak peduli dengan yang haram maupun yang halal. Sebab dia menganggap, tidak ada konsekuensi atas tindakannya karena dia tidak percaya dengan adanya hari pembalasan.

Selain itu, dia tidak akan menjadikan kehidupan dunia sebagai tempat untuk mencari pahala. Dia tidak akan menjadikan dunia sebagai tempat menghimpun bekal untuk kehidupan akhirat. Dia tidak akan beribadah dan mengerjakan kebaikan yang bertujuan untuk menghadapi kehidupan nanti. Ini tentu merupakan hal yang sangat mengerikan. Sebab, kehidupan akhirat itu benar adanya, Neraka itu benar adanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *