Oleh: Ustadz Muhammad Arsyad
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور انفسنا وسييءات اعمالنا ,فمن يهده الله فلا مضل له,و من يضلل فلا ها دي له,و اشهد ان لا اله ال الله واشهد ان محمد عبده و رسوله,اللهم صلى على نبينا محمد و على اله وصحبه وسلم
Pertama, marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, atas segala limpahan nikmat yang diberikan kepada kita, sehingga sampai saat ini kita masih senantiasa berada di dalam ketaatan kepada-Nya.
Kedua, sholawat dan salam, semoga selalu terhaturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang telah mengajarkan kepada kita berbagai kebaikan untuk kita ikuti dan mengabarkan kepada kita berbagai keburukan sehingga bisa kita jauhi.
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hidup hanyalah sekali. Orang yang cerdas adalah orang yang mampu meraih kebaikan untuk dirinya, baik di dunia maupun di akhirat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18).
Di dalam hadist Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ ” (رواه ترمذي)
“Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengintropeksi diri sendiri dan melakukan amal shalih untuk kehidupan sesudah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah (agar diberi kebaikan).” (HR. Tirmidzi).
Oleh karena itu, berarti seseorang harus benar-benar bekerja keras di dunia ini untuk kehidupannya baik di dunia maupun terkhusus nanti di akhirat.
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kita hidup di dunia ini sebenarnya hanya seperti petani yang menanam tanaman-tanaman. Sebanyak apa tanaman kita, maka sebesar itulah balasan Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔاۗ وَاِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ اَتَيْنَا بِهَاۗ وَكَفٰى بِنَا حٰسِبِيْنَ
“Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan.” (QS. Al-Anbiya: 47).
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Oleh karenanya, marilah kita menanam kebaikan sebanyak-banyaknya pada bulan Ramadhan ini. Karena bulan Ramadhan adalah bulan yang Allah utamakan daripada bulan-bulan yang lain. Di antara faidah yang bisa kita dapatkan pada bulan yang mulia ini adalah:
Pertama, pahala khusus dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي ، وَأَنَا أَجْزِي بِهِ ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي (رواه مسلم)
“Setiap amalan anak adam dilipatgandakan kebaikan sebanyak 10 kali lipat sampai 700 kali lipat, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku’.” (HR Muslim).
Kedua, bulan Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an. Yangmana Al-Qur’an adalah sumber tatanan yang seimbang untuk dunia dan akhirat.
Allah Subhana wa Ta’ala berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ
“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah: 185).
Ketiga, bulan tarbiyah untuk jiwa. Bahwasanya mereka yang berhasil adalah mereka yang keluar dari bulan Ramadhan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).
Keempat, bulan ampunan dari dosa-dosa yang telah lalu.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا ، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (رواه أحمد)
“Barangsiapa yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Di dalam hadist yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا ، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (رواه أحمد)
“Barang siapa yang berdiri sholat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.”
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Oleh karenanya, marilah kita isi waktu-waktu kita pada bulan yang terbatas ini dengan berbagai kebaikan. Semoga Allah memberikan kita taufiq di dalam setiap gerak langkah. Aamiin ya Rabbal ‘alamiin.