Tubuh yang Bersedekah

YahyaNasehat Kehidupan1 hour ago4 Views

Oleh: Bima Setya Dharma

Sedekah dalam ajaran Islam tidak terbatas pada pemberian sebuah harta semata. Namun, bersedekah dapat melalui berbagai bentuk kebaikan yang sederhana namun bermakna. Seperti membantu sesama, berkata dengan lembut, melangkah menuju shalat, atau menjaga kebersihan jalan. Islam mengajarkan bahwa amal harian yang dilakukan dengan niat ikhlas dapat bernilai ibadah di sisi Allah.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

كُلُّ سُلامَى مِنَ النَّاسِ عليه صَدَقَةٌ، كُلَّ يَومٍ تَطْلُعُ فيه الشَّمْسُ، يَعْدِلُ بيْنَ الِاثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، ويُعِينُ الرَّجُلَ علَى دابَّتِهِ فَيَحْمِلُ عليها، أوْ يَرْفَعُ عليها مَتاعَهُ صَدَقَةٌ، والكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وكُلُّ خُطْوَةٍ يَخْطُوها إلى الصَّلاةِ صَدَقَةٌ، ويُمِيطُ الأذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ

“Setiap persendian dari tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekah atasnya setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan dua orang adalah sedekah. Membantu seseorang dengan kendaraannya, baik dengan menaikkannya atau mengangkatkan barangnya ke atas kendaraan adalah sedekah. Ucapan yang baik adalah sedekah. Setiap langkah yang diayunkan menuju shalat adalah sedekah. Menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Bukhari).

Kata Sulama” menurut sebagian ulama merujuk pada seluruh persendian tubuh manusia, yang jumlahnya 360, sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha:

إنَّه خُلِقَ كُلُّ إنْسانٍ مِن بَنِي آدَمَ علَى سِتِّينَ وثَلاثِ مِائَةِ مَفْصِلٍ

“Sesungguhnya setiap manusia dari keturunan Adam diciptakan dengan enam puluh dan tiga ratus (360) persendian.” (HR. Muslim).

Adapun diwajibkannya setiap persendian dari tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekah, menunjukkan bahwa setiap manusia memiliki kewajiban bersyukur kepada Allah atas nikmat tubuh yang sempurna, terutama atas persendian yang memungkinkan kita bergerak, menggenggam, dan beraktivitas. Rasa syukur tidak hanya diwujudkan dengan lisan, melainkan juga harus disyukuri dengan hati, caranya dengan meyakini bahwa semua nikmat yang kita punya adalah pemberian dari Allah. Selain itu, nikmat juga harus disyukuri dengan perbuatan, yaitu dengan cara menggunakan nikmat yang diberikan Allah sesuai dengan hal yang diridhai-Nya. Dari inilah kita dituntut untuk bersyukur dengan cara sedekah harian, yang tidak selalu berupa harta, tetapi bisa dalam bentuk amal kebaikan.

Adapun ungkapan “Kulla yaumin” yang berarti setiap hari dalam hadits itu menunjukkan waktu pelaksanaan sedekah, yaitu setiap kali matahari terbit. Penjelasan ini menegaskan, bahwa amal-amal tersebut berlaku setiap hari, bukan hanya sekali atau dua kali saja. Tetapi harus dilakukan secara terus menerus dan konsisten.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan bahwa setiap orang memiliki peluang untuk bersedekah setiap hari, melalui amal-amal ringan yang bisa dilakukan dengan tubuh, lisan, dan sikap sosial. Dalam sebuah hadits yang mulia, beliau menyebutkan berbagai bentuk sedekah yang dapat dilakukan oleh siapa saja, tanpa memandang kemampuan finansial. Hadits ini membuka pandangan bahwa kebaikan yang sederhana pun, jika diniatkan karena Allah, bernilai besar di sisi-Nya.

Berikut ini beberapa contoh sedekah yang disebutkan langsung oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang bisa kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari:

Yang Pertama, menyelesaikan perkara antara dua orang adalah sedekah, maksudnya adalah mendamaikan dua orang yang berselisih, baik dalam urusan hukum, pertengkaran, atau hubungan yang renggang. Menurut sebagian ulama, ini bisa berarti tugas hakim dan pemimpin, namun yang lebih kuat adalah bahwa ini mencakup siapa pun yang berusaha mendamaikan orang lain, meski bukan sebagai hakim atau orang yang diberi wewenang untuk mendamaikan orang. Hal ini diperkuat dengan hadits yang berbunyi:

أَلَا أَدُلُّكُم على أَفْضَلَ من درجةِ الصلاةِ والصيامِ والصدقةِ ؟ قالوا : بلى يا رسولَ اللهِ . قال : إصلاحُ ذاتِ البَيْنِ فإنَّ فسادَ ذاتِ البَيْنِ هي الحالِقَةُ . لا أقولُ : إنها تَحْلِقُ الشَّعْرَ ولكن تَحْلِقُ الدِّينَ

“Maukah kalian aku beritahu tentang sesuatu yang lebih utama daripada derajat shalat, puasa, dan sedekah?” Mereka menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Mendamaikan hubungan antar sesama. Sesungguhnya kerusakan hubungan itu adalah pencukur. Aku tidak mengatakan ia mencukur rambut, tetapi ia mencukur agama.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Yang Kedua, membantu seseorang dalam kendaraannya, baik dengan membantunya naik atau mengangkatkan barangnya, juga termasuk sedekah. Ini menunjukkan bahwa amal kecil yang dilakukan dengan niat baik bisa bernilai besar di sisi Allah. Bahkan dalam konteks perjalanan, membantu orang lain membawa barangnya adalah amal yang sangat dianjurkan, dan dalam beberapa kondisi bisa menjadi kewajiban, seperti membantu orang yang tua atau orang yang sudah tidak mampu.

Kemudian yang Ketiga, ucapan yang baik sebagai sedekah. Bisa berupa jawaban yang lembut kepada orang yang bertanya, atau sapaan yang menyenangkan kepada sesama. Ini mencakup juga dzikir seperti tasbih, tahmid, dan tahlil, sebagaimana disebutkan dalam hadits lain. Bahkan, dalam Al-Qur’an, kata “kalimat yang baik” diartikan sebagai “La ilaha illallah,” dan disebut sebagai kalimat yang naik ke langit, hal ini sebagaimana dalam firman Allah:

مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلْعِزَّةَ فَلِلَّهِ ٱلْعِزَّةُ جَمِيعًا ۚ إِلَيْهِ يَصْعَدُ ٱلْكَلِمُ ٱلطَّيِّبُ وَٱلْعَمَلُ ٱلصَّٰلِحُ يَرْفَعُهُۥ ۚ وَٱلَّذِينَ يَمْكُرُونَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ ۖ وَمَكْرُ أُو۟لَٰٓئِكَ هُوَ يَبُورُ

“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shaleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka adzab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur.” (QS. Fatir: 10).

Yang keempat, setiap langkah yang dilakukan menuju shalat juga dihitung sebagai sedekah. Yang dimaksud di sini bukan hanya langkah kaki secara fisik, tetapi juga mencakup segala bentuk usaha untuk mendatangi shalat fardhu, terutama di masjid. Baik berjalan kaki, berkendara, atau bahkan bersiap-siap dengan niat yang sungguh-sungguh, semuanya termasuk dalam amal yang bernilai di sisi Allah. Sebagian ulama menyebut bahwa pahala ini berlaku saat pergi ke masjid. Namun, ada riwayat yang menunjukkan bahwa pulang dari masjid pun berpahala, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu,bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ أَوْ رَاحَ، أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ نُزُلًا فِي الْجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ.

“Barangsiapa pergi ke masjid di pagi atau sore hari, maka Allah akan menyiapkan baginya tempat di Syurga setiap kali ia pergi dan pulang.”(HR. Bukhari dan Muslim).

Yang Kelima, menyingkirkan gangguan dari jalan. Yang dimaksud dengan menyingkirkan gangguan dari jalan adalah dengan cara menhilangkan segala yang mengganggu di jalan seperti duri, batu, tulang, atau hal lain yang bisa menyakiti atau mengganggu orang yang lewat. Termasuk juga membersihkan jalan dari debu yang mengganggu, menutup lubang atau genangan, serta memotong ranting atau pohon yang menghalangi jalan. Semua ini dihitung sebagai sedekah dan berpahala seperti sedekah harta. Bahkan, amalan yang terlihat kecil ini bisa memasukkan seseorang ke dalam Syurga. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:


مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهْرِ طَرِيقٍ، فَقَالَ: وَاللَّهِ لَأُنَحِّيَنَّ هَذَا عَنِ الْمُسْلِمِينَ لَا يُؤْذِيهِمْ، فَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ.

“Ada seorang laki-laki melewati ranting pohon di tengah jalan, lalu ia berkata, ‘Demi Allah, aku akan menyingkirkan ini agar tidak mengganggu kaum Muslimin.’ Maka Allah memasukkannya ke dalam Syurga.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari sini kita bisa melihat, bahwa setiap bagian dari tubuh kita memiliki tanggung jawab untuk berbuat baik pada setiap hari. Islam tidak membatasi sedekah pada harta, tetapi membuka pintu amal melalui tindakan-tindakan sederhana yang bisa dilakukan oleh siapa saja seperti mendamaikan orang yang berselisih, membantu sesama, berkata baik, melangkah ke masjid, hingga menyingkirkan gangguan dari jalan. Semua itu bernilai sedekah jika dilakukan dengan niat yang ikhlas. Hal ini menunjukkan betapa luasnya rahmat Allah dan betapa mudahnya jalan menuju pahala.

Semoga Allah memudahkan kita untuk mengamalkan kebaikan-kebaikan ini setiap hari, menjadikannya kebiasaan yang ringan di tubuh kita, namun berat dalam timbangan amal di akhirat. Aamiin.

Leave a reply

Previous Post

Next Post

Ikuti
Search
Loading

Signing-in 3 seconds...

Signing-up 3 seconds...