Menumbuhkan Keikhlasan dalam Beramal

YahyaKhutbah Jumat2 hours ago17 Views

Oleh: Fachreza Adam, S.Pd.

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْد للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ وَمْنْ يَضْلُلُ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدُهُ لا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ أَمَّا بَعْدُ

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْد

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah.

Marilah kita senantiasa meningkatkan taqwa kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena sesungguhnya, sebaik-baik bekal ialah taqwa.

Hadirin yang Dimuliakan Allah.

Pada kesempatan yang mulia ini, kita akan merenungkan sebuah nilai fundamental dalam Islam yang menjadi kunci diterimanya setiap amal ibadah kita, yakni keikhlasan. Ikhlas adalah memurnikan niat semata-mata karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, tanpa mengharapkan pujian manusia, balasan duniawi atau tujuan selain ridho-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Bayyinah Ayat 5:

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ

“Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istiqomah), melaksanakan sholat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar).”

Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa tujuan utama penciptaan dan perintah agama adalah agar kita beribadah kepada Allah dengan ikhlas. Tanpa keikhlasan, amal sebesar apapun akan menjadi sia-sia di hadapan Allah.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:

“Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.”

Hadis ini menegaskan kembali betapa vitalnya niat dalam setiap perbuatan kita. Niat yang ikhlas akan mengangkat derajat amal, sekalipun amal itu kecil di mata manusia. Sebaliknya, niat yang tidak ikhlas akan menghancurkan pahala amal, sekalipun amal itu tampak besar dan mulia.

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah.

Namun demikian, menumbuhkan keikhlasan bukanlah perkara yang mudah. Nafsu dan bisikan syaitan senantiasa membujuk kita untuk mencari pengakuan, pujian, dan keuntungan duniawi dari amal perbuatan kita. Kata sebagian ulama mengatakan, “Ikhlas itu adalah rahasia antara hamba dengan Rabb-nya, tidak diketahui oleh malaikat untuk dicatat, tidak diketahui oleh syaitan untuk dirusak, dan tidak diketahui oleh nafsu untuk digoda.” Ini menunjukkan betapa murninya dan tersembunyinya keikhlasan itu.

Imam Fudhail bin Iyadh Rahimahullah berkata:

“Meninggalkan amal karena takut riya’ adalah riya’, dan beramal karena ingin dilihat orang adalah syirik.”

Perkataan ini memberikan pemahaman mendalam. Terkadang, kita enggan berbuat baik karena khawatir akan riya’. Padahal, sikap enggan ini sendiri bisa jadi merupakan riya’ dalam bentuk yang lain. Yang benar adalah tetap beramal, sambil terus meluruskan niat dan memohon pertolongan Allah agar dijauhkan dari riya’.

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah.

Lantas bagaimana caranya menumbuhkan keikhlasan?

Di sini saya akan ringkaskan 5 cara menumbuhkan keikhlasan:

1. Muraqabatullah (Merasa Diawasi Allah).

Kita menyadari bahwa Allah Maha Melihat, Maha Mengetahui setiap niat dan gerak-gerik kita. Fokuskan pandangan kita kepada Allah, bukan kepada pandangan manusia.

2. Mentadabburi Al-Qur’an dan Hadis.

Merenungi ayat-ayat dan hadis yang membahas tentang keikhlasan akan menguatkan keyakinan kita dan mengingatkan kita akan pentingnya nilai ini.

3. Memohon Pertolongan Allah.

Keikhlasan adalah karunia dari Allah. Perbanyak doa agar Allah membersihkan hati kita dari segala penyakit riya’ dan ujub.

4. Menyembunyikan Amal (Jika Memungkinkan).

Sebagian ulama menganjurkan untuk menyembunyikan amal kebaikan, terutama amal sunnah, agar terhindar dari riya’.

5. Mengingat Kematian dan Hari Akhir.

Dengan mengingat bahwa semua amal akan dihisab di hari Kiamat, kita akan termotivasi untuk hanya mencari ridho Allah semata.

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah.

Marilah kita menjadikan keikhlasan sebagai landasan utama dalam setiap amal ibadah dan muamalah kita. Dan semoga Allah Ta’ala senantiasa membimbing hati kita untuk selalu ikhlas dalam setiap langkah kita. Aamiin ya Rabbal ‘alamiin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

Jamaah Jum’ah yang Dimuliakan Allah.

Sesungguhnya keikhlasan adalah ruh amal. Amal tanpa keikhlasan seperti jasad tanpa ruh, tidak akan hidup dan tidak akan bernilai di sisi Allah. Oleh karena itu, mari kita terus berjuang untuk meluruskan niat kita, membersihkan hati kita dari keinginan akan pujian dan sanjungan, serta memfokuskan seluruh amal kita hanya untuk meraih ridho Allah semata.

Allah mengingatkan kita didalam Surah Al-Kahf Ayat 110:

 فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholeh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”

Ayat ini menggabungkan amal sholeh dengan larangan syirik dalam ibadah, yang sejatinya adalah penegasan tentang pentingnya keikhlasan.

Ya Allah, jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang ikhlas dalam setiap amal perbuatan. Jauhkanlah kami dari riya’ dan ujub.

Terimalah amal-amal baik kami, dan ampunilah segala dosa dan kekhilafan kami.

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ،  يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ حُكَّامًا وَمَحْكُوْمِيْنَ، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ اشْفِ مَرْضَانَا وَمَرْضَاهُمْ، وَفُكَّ أَسْرَانَا وَأَسْرَاهُمْ، وَاغْفِرْ لِمَوْتَانَا وَمَوْتَاهُمْ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اَللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمنًا مُطْمَئِنًّا قَائِمًا بِشَرِيْعَتِكَ وَحُكْمِكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمّ ارْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ، وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

وَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاة

Leave a reply

Previous Post

Next Post

Ikuti
Search
Loading

Signing-in 3 seconds...

Signing-up 3 seconds...