Tiga Teladan Keluarga Nabi Ibrahim

AdamKhutbah Idul Adha1 month ago336 Views

Oleh : Ustadz Is Haryanto

Khutbah Pertama

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ. وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ. اللهُ أَكْبَرُكَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا رَسُولُ اللّٰهِ وَرَحْمَتُهُ الْمُهْدَاةُ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الأَمِيْنِ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ

أَمَّا بَعْدُ، فَأُوصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ، القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءًۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللّٰهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

Jama’ah Shalat Idul Adha Rahimakumullah.

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang telah melimpahkan berbagai macam nikmat dan karunia. Shalawat dan salam pada nabi akhir zaman, yang syariatnya sama dengan nabi-nabi sebelumnya yaitu mengajarkan ajaran tauhid, yaitu nabi besar kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Untuk mengawali khutbah Idul Adha pada pagi hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada khatib pribadi, dan kepada seluruh jama’ah Idul Adha semuanya, marilah untuk senantiasa berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kapan saja dan di mana saja kita berada, dalam keadaan bahagia atau dalam suasana sesulit apa pun serta dalam kondisi yang bagaimana pun, yaitu dengan cara melaksanakan segenap kewajiban dan menjauhi segala larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Alhamdulillah kita bisa berada di hari Idul Adha dan hari Jumat sekaligus di mana di dalamnya berarti bertemu dua Id.

Berkata Iyas bin Abi Ramlah Asy-Syamiy, “Saya pernah menemani Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan ia bertanya pada Zaid bin Arqam:

أَشَهِدْتَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عِيدَيْنِ اجْتَمَعَا فِى يَوْمٍ قَالَ نَعَمْ. قَالَ فَكَيْفَ صَنَعَ قَالَ صَلَّى الْعِيدَ ثُمَّ رَخَّصَ فِى الْجُمُعَةِ فَقَالَ مَنْ شَاءَ أَنْ يُصَلِّىَ فَلْيُصَلِّ

‘Pernahkah kamu menyaksikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertemu dengan dua Id (hari Id bertemu dengan hari Jumat) dalam satu hari?’ ‘Iya,’ jawab Zaid. Kemudian Mu’awiyah bertanya lagi, ‘Apa yang dia lakukan ketika itu?’ ‘Beliau melaksanakan shalat Id dan memberi keringanan untuk meninggalkan shalat Jumat,’ jawab Zaid lagi. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Siapa yang mau shalat Jumat, maka silahkan’.” (HR. Abu Daud, An-Nasa’i dan Ibnu Majah).

Hujjah di atas menjadi dalil boleh memilih antara shalat Jumat dan shalat Id, akan tetapi mengerjakan kedua shalat tersebut hal itu lebih baik. Bagi yang memilih untuk tidak melaksanakan shalat Jumat karena di pagi harinya telah shalat Id, maka hendaknya mengganti dengan shalat Zhuhur. Dan hendaknya untuk shalat Jumat tidak diliburkan, agar yang tidak mengikuti shalat Id di pagi harinya dapat melaksanakan shalat Jumat.

Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar walillahilhamd.

Jama’ah Shalat Idul Adha Rahimakumullah.

Keluarga Nabi Ibrahim adalah keluarga yang shaleh. Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam serta istri dan kedua putranya, semuanya adalah hamba-hamba yang shaleh. Shaleh artinya memenuhi hak Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hak sesama hamba.

Keshalehan tidak akan dicapai kecuali dengan ilmu dan amal. Tanpa ilmu, seseorang tidak akan mampu beramal dengan benar sesuai tuntunan syariat. Dan ilmu tanpa amal, tidak akan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak akan mengantarkan seseorang menjadi pribadi yang shaleh.

Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah.

Banyak sekali sisi keshalehan keluarga Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam yang dapat kita teladani, yaitu:

Pertama: Nabi Ibrahim sangat kuat memegang teguh aqidah dan syariat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

مَاكَانَ اِبْرٰهِيْمُ يَهُوْدِيًّا وَّلَا نَصْرَانِيًّا وَّلٰكِنْ كَانَ حَنِيْفًا مُّسْلِمًاۗ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

“Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani, melainkan dia adalah seorang yang memegang teguh Islam. Dia bukan pula termasuk (golongan) orang-orang musyrik.” (QS. Ali ‘Imran: 67).

Khalilullah Ibrahim ‘Alaihissalam tidak pernah sedikit pun meragukan ke-Tuhanan Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak pernah menyembah selain Allah, juga tidak pernah menyembah bulan, bintang dan matahari.

Beliau Ibrahim ‘Alaihissalam tidak pernah menjual berhala bersama ayahnya. Tidak pernah memintakan ampunan dosa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk ayahnya yang musyrik. Nabi Ibrahim juga tidak pernah meragukan sifat qudrah (Mahakuasa) Allah Subhanahu wa Ta’ala. Beliau juga tidak pernah berdusta dalam setiap ucapannya.

Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah.

Keteladanan Kedua: Berdakwah dengan penuh hikmah.

Hal itu tercermin saat Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam mengajak ayahnya untuk masuk ke dalam agama Islam, sebagaimana diceritakan dalam QS. Maryam: 41 – 45:

وَاذْكُرْ فِى الْكِتٰبِ اِبْرٰهِيْمَ ەۗ اِنَّهٗ كَانَ صِدِّيْقًا نَّبِيًّا

“Ceritakanlah (Nabi Muhammad, kisah) Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur’an)! Sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat benar dan membenarkan lagi seorang nabi.

اِذْ قَالَ لِاَبِيْهِ يٰٓاَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِيْ عَنْكَ شَيْـًٔا

Ketika dia (Ibrahim) berkata kepada bapaknya, ‘Wahai Bapakku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak pula bermanfaat kepadamu sedikit pun?

يٰٓاَبَتِ اِنِّيْ قَدْ جَاۤءَنِيْ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَمْ يَأْتِكَ فَاتَّبِعْنِيْٓ اَهْدِكَ صِرَاطًا سَوِيًّا

Wahai Bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu yang tidak datang kepadamu. Ikutilah aku, niscaya aku tunjukkan kepadamu jalan yang lurus.

يٰٓاَبَتِ لَا تَعْبُدِ الشَّيْطٰنَۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ كَانَ لِلرَّحْمٰنِ عَصِيًّا

Wahai Bapakku, janganlah menyembah setan! Sesungguhnya setan itu sangat durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.

يٰٓاَبَتِ اِنِّيْٓ اَخَافُ اَنْ يَّمَسَّكَ عَذَابٌ مِّنَ الرَّحْمٰنِ فَتَكُوْنَ لِلشَّيْطٰنِ وَلِيًّا

Wahai Bapakku, sesungguhnya aku takut adzab dari (Tuhan) Yang Maha Pemurah menimpamu sehingga engkau menjadi teman setan’.”

Sang Khalilullah Ibrahim ‘Alaihissalam dengan menjaga adab seorang anak kepada orang tuanya menjelaskan dengan santun kepada ayahnya yang menyembah berhala, bahwasanya berhala tidaklah dapat mendengar doa penyembahnya, tidak dapat melihat penyembahnya, tidak dapat memberi manfaat kepada penyembahnya, memberi rezeki kepadanya atau menolongnya.

Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah.

Keteladanan Ketiga: Tidak menunda dan selalu menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebesar dan seberat apapun resikonya.

Setelah penantian yang begitu panjang, akhirnya Allah mengaruniakan kepada Ibrahim ‘Alaihissalam seorang putra yaitu Ismail.

Ismail anak yang sangat dicintainya itu setelah tumbuh menjadi seorang remaja, beliau diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menyembelihnya.

Dengan penuh ketundukannya kepada Sang Khaliq, beliau bersegera menjalankan perintah itu tanpa ada keraguan sedikit pun. Ismail anak yang shaleh juga menyambut perintah itu dengan kepasrahan yang total tanpa ada penolakan sepatah kata pun.

Ibunda Hajar, sang ibu yang shalehah juga dengan kelapangan jiwa mempersilahkan suaminya bersegera menjalankan perintah itu.

Allahu Akbar…! Sebuah potret keluarga shaleh yang lebih mengutamakan perintah Allah dibandingkan dengan apapun selainnya.

Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah.

Seluruh anggota keluarga saling menolong dan menyemangati untuk melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kita ketahui bahwa mimpi para nabi adalah wahyu, sedangkan perkataan Nabi Ibrahim kepada putranya, “Maka pikirkanlah apa pendapatmu?,” bukanlah permintaan pendapat kepada putranya apakah perintah Allah itu akan dijalankan ataukah tidak, juga bukanlah sebuah keragu-raguan. Nabi Ibrahim hanya ingin mengetahui kemantapan hati putranya dalam menerima perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dialog indah antara orang tua dan anak terekam dalam Al-Qur’an sebagaimana dikisahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala:

قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ

“Ibrahim berkata, ‘Duhai putraku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu?’.” (QS. Ash-Shaffat: 102).

Dengan kemantapan dan keteguhan hati, Ismail menjawab dengan menunjukkan bahwa kecintaannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala jauh melebihi kecintaannya kepada jiwa dan raganya sendiri:

قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

“Ismail menjawab, ‘Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu, in syaa Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar’.” (QS. Ash-Shaffat: 102).

Ismail yang memberikan jawaban disertai “In syaa Allah” menunjukkan keyakinan sepenuh hati dalam dirinya, bahwa segala sesuatu terjadi dengan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Apa saja yang dikehendaki Allah pasti terjadi, dan apa saja yang tidak dikehendaki Allah pasti tidak akan terjadi.

Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar walillahilhamd.

Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah.

Mendengar jawaban dari sang anak tercinta, sang Khalilullah Ibrahim ‘Alaihissalam kemudian menciumnya dengan penuh kasih sayang serta meneteskan air mata terharu dan berkata:

نِعْمَ الْعَوْنُ أَنْتَ يَا بُنَيَّ عَلَى أَمْرِ اللّٰهِ

“Engkaulah sebaik-baik penolong bagiku untuk menjalankan perintah Allah, duhai putraku.”

Selanjutnya beliau mulai menggerakkan pisau di atas leher Ismail. Akan tetapi, pisau itu sedikit pun tidak dapat melukai leher Ismail, dan hal yang demikian itu dikarenakan pencipta segala sesuatu adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Pisau hanyalah sebab terpotongnya sesuatu, sedangkan pencipta terpotongnya sesuatu dan pencipta segala sesuatu tiada lain adalah Allah. Sebab tidak dapat menciptakan akibat. Baik sebab maupun akibat, keduanya adalah ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah.

Marilah kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semoga menganugerahkan kepada kita kekuatan untuk meneladani keshalehan Imam para Nabi, sang Khalilullah Ibrahim dan keluarganya. Aamiin ya Rabbal ‘alamiin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah.

Mengakhiri khutbah ini, marilah kita berdoa, dengan meluruskan niat, membersihkan hati dan menjernihkan pikiran. Semoga Allah memperkenankan doa hamba-hamba-Nya.

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ ، أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ :

عِبَادَ الرَّحْمٰنِ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ

اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ

عِبَادَاللهِ…! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Leave a reply

Previous Post

Next Post

Ikuti
Search
Loading

Signing-in 3 seconds...

Signing-up 3 seconds...